Sejak paham sosialisme dan komunisme yang dibawa oleh Sneevliet merebak di Indonesia pada kisaran tahun 1921, beberapa tokoh pergerakan nasional termasuk beberapa anggota Sarekat Islam menganut sosialis-komunis. Dengan terpaksa organisasi Sarekat Islam yang merupakan organisasi terbesar bagi masyarakat muslim Hindia Belanda, yang saat itu diketuai oleh H.O.S Tjokroaminoto pun terbelah menjadi SI merah dan SI putih.
Maka dalam karyanya yang berjudul "Islam dan Sosialisme" Tjokroaminoto menegaskan bahwa Islam merupakan ajaran yang memuat makna sosialisme yang sempurna, seperti yang dicontohkan Rasul, tanpa sedikitpun mengenyampingkan aspek penghambaan kepada Allah SWT. Seperti yang dikutip dalam salah satu bab yang bertajuk "Sosialisme Nabi Muhammad". Kurang lebih memaparkan pemahaman beliau tentang sosialisme yang sesungguhnya tercermin dalam sikap Nabi Muhammmad kepada ummatnya :
"Bermula ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW yaitu supaya manusia mengakui Tuhan yang satu yaitu Allah, dan supaya semua manusia itu bersatu menjadi satu kesatuan. Maka nyatalah bahwa Nabi Muhammad menghendaki persaudaraan diantara manusia. seperti yang dikatakan Nabi Muhammad kepada orang yang memusuhinya di Mekkah, pada waktu mereka sudah dikalahkan olehnya, yaitu sebagai berikut :
" Saya hendak bicara kepada kalian seperti Yusuf a.s. berbicara kepada saudara-saudaranya: saya tidak akan marah kepada kamu hari ini. Tuhan akan memberi ampun kepadamu, karena sifat maha pengasih dan pemurahnya, maka pergilah kamu dengan bebas.
Perkataan Nabi Muhammad yang demikian itu menunjukkan cita cita persaudaraan bersama dan cita-cita kemerdekaaan."
Dalam buku karyanya tersebut ia melanjutkan, "Nabi Muhammad telah mengubah sistem kehidupan masyarakat yang belum pernah dikenal suatu bangsa pun di dunia, dengan aturan-aturan yang begitu demokratisnya, bahkan Nabi Muhammad juga tidak mebedakan derajat dirinya dengan ummatnya sendiri, yang tercermin pada sabdanya :
" Innama basyarum mitslukum ( sesungguhnya aku hanya manusia belaka seperti halnya kamu)."
Nabi Muhammad tidak pernah menyuruh ummatnya untuk menjunjung dirinya secara berlebihan , ia selalu berkata dengan maksud menunjukkan penghambaan dan kerendahan seorang manusia kepada Allah.
Terlebih lagi sikap Nabi Muhammad dalam persaudaraan dan persahabatan dengan semua orang , pengikutnya dan para sahabatnya yang dapat disebut batu dasar sosialisme yang sejati. Semua itu merupakan contoh-contoh dan teladan yang nyata bagi kelakuan dan kebiasaan ummat nabi di tanah Arab dan bagi seluruh ummat Islam di dunia, dari sejak itu hingga sekarang ini."
Dapat kita lihat, bahwa gejolak perseteruan paham Islam dan komunisme yang dihadapi para tokoh bangsa cukup menarik perhatian. Khususnya pada saat itu, telah timbul kesadaran masyarakat untuk merdeka dari penjajahan. Beberapa pendapat dan juga ideologi berkembang menjadi cita-cita masyarakat. Terutama masyarakat muslim terbesar di dunia adalah di nusantara ini, namun setelah komunisme menyebar, masyarakat komunis di nusantara ini juga ke-tiga terbesar di dunia. Hal ini tentu menjadi cikal bakal perseteruan besar yang diawali dari pertikaian tokoh SI.
Oleh karena itu boleh saja kita membahas, apa yang dihadapi H.O.S. Tjokroaminoto pada masa silam. Antara Islam dan sosialisme, terdapat beberapa persamaan tapi terdapat pula beberapa perbedaan penting. Jika kita bandingkan sosialisme dan juga komunisme yang dikatakan menjujung tinggi kesetaraan (egalitarianisme), dan persamaan hak antar sesama manusia. Islam justru lebih dahulu menerapkannya, pada awal pembentukan wilayah kepemimpinan Rasulullah di Madinah, terdapat masyarakat madani dengan diterapkannya hukum Islam dengan adil, hal itu berlangsung hingga kepemimpinan para sahabat Nabi (khulafa Arrasyidin), bahkan digambarkan dalam sejarah masyarakat sejahtera dan pemimpin yang adil lagi berperilaku kehidupan yang sederhana dan taat pada aturan Tuhannya. Namun nilai-nilai tersebut terkikiskan oleh kepemimpinan Islam setelahnya yang menerapkan sistem dinasti atau kerajaan. Diawali oleh Dinasti Umayyah, dan juga dilanjut dengan beberapa dinasti setelahnya, yang terbesar seperti Abbasiyyah, Fathimiyyah, dan Usmani Kepemimpinan justru digulirkan secara sepihak oleh petahana, tanpa adanya keharusan musyawarah majelis ulama yang menjadi penentu masa depan ummat. Dengan begitu, kepemimpinan banyak diwarnai nepotisme sehingga terjadi stratifikasi, keningratan, dan juga mobilitas sosial masyarakat menjadi kaku, ini juga berakibat pada penerapan hukum yang tidak adil pada banyak peristiwa. Beberapa gelombang protes pun dilakukan masyarakat khususnya para ulama yang masih berpegang teguh dengan ajaran murni, namun kebanyakan dari orang-orang tersebut malah dihukum dan diasingkan.
Meskipun dalam perjalanannya tidak semua khalifah/pemimpin seperti itu, beberapa diantaranya ada yang mampu bersikap adil sebagai pemimpin dan berdedikasi untuk kemaslahatan ummat, seperti Umar bin Abd Aziz, Harun Al Rasyid, Shalahuddin Al Ayyubi, Muhammad AlFatih, dan beberapa lagi.
Masa berlangsungnya kerajaan atau dinasti tersebut lebih lama daripada masa khilafah yang dicontohkan Rasulullah seperti seharusnya. Juga penurunan pada penerapan supremasi hukum yang terus menerus menjauhi syariat,
menciptakan kondisi yang menjadi celah berbagai suksesi pergantian kepemimpinan melalui penaklukan dan juga kudeta. Tak jarang perang antar saudara muslim pun tak terelakkan di banyak wilayah kepemimpinan Islam.
Setelah sekian ratus tahun kepemimpinan dinasti berlangsung, akhirnya mencapai puncak kehancuran tahun 1924 di Turki. Kondisi kosongnya kepemimpinan ummat Muslim di dunia, membawa arus besar dimana masyarakat muslim sudah mulai melirik paham dan sistem dari peradaban barat, salah satunya sosialisme yang dinilai dapat mengembalikan hak-hak masyarakat, juga menerapkan kesetaraan antar sesama. Padahal jika kita teliti lebih jauh, sosialisme yang juga diakhiri dengan penerapan komunisme dan berbagai coraknya di berbagai belahan dunia menemui kekurangan-kekurangannya. Maka di penghujung tahun 1990-an, negara-negara sosialis-komunis berakhir. Hal ini menunjukkan bahwa, sosialisme bukanlah solusi untuk menjamin keadilan bagi masyarakat, terutama adalah dengan sifat kodrati manusia yang tidak bisa disetarakan satu dengan yang lain, sedangkan usaha atau etos kerja manusia satu dengan yang lain tentu berbeda-beda maka manusia tidak bisa disamakan begitu saja. Coba bandingkan dengan masyarakat di bawah kepemimpinan Islam, masyarakat memang tidak dibedakan menurut miskin dan kaya, hitam atau putih kulitnya, atau berdasarkan suku bangsa, akan tetapi Islam menjamin hak milik setiap masyarakat, bahkan orang di luar Islam sekalipun. Terlebih lagi mengapa Tjokroaminoto dalam sikapnya cenderung menyebut persamaan Islam dengan sosialisme, justru karena Islam memberikan hak dan juga kesetaraan tepat pada porsinya. Juga penerapan Islam pada masyarakat tujuannya bukan hanya untuk kebaikan dan kepentingan masyarakat saja, tapi juga merupakan penerapan yang menjadi nilai amal bakti kepada Allah Tuhan Pencipta Manusia itu sendiri.
"Tjokroaminoto; Islam dan Sosialisme"
Abort your stories, that can change your mind, your move, and your life. Look for the light, through the darkness
Translate
Rabu, 11 Mei 2016
Selasa, 29 Maret 2016
Van Den Bosch dan Cultuurstelsel
Kekosongan kas Belanda pasca perang Napoleon membuat pemerintah bersikeras untuk mengisi kembali kas Negara dan mencicil hutang Belanda yang membumbung tinggi. Berbagai usulan ditampung untuk mendapatkan cara yang tepat bagi kondisi yang menghimpit tersebut dan berusaha mengeksploitasi keuntungan besar yang didapat dari Negara jajahan yang beriklim tropis ini. Salah satunya seorang bernama Johannes Van den Bosch menyampaikan kepada ratu Belanda ususlan-usulan yang nanti disebut sebagai Cultuurstelsel. Pada akhirnya Van den Bosch dipercaya memegang jabatan sebagai gubernur jenderal di Jawa dan tiba di Jawa tahun 1830, karena pada waktu itu juga Van Den Bosch telah berhasil meyakinkan rajanya bahwa Cultuurstelsel merupakan cara yang tepat dengan meningkatkan produksi tanaman ekspor di Jawa hingga 20 juta gulden setiap tahunnya.Pemikiran Van Den Bosch mengenai Cultuurstelsel didasarkan oleh suatu prisip umum yang sederhana. Setiap Desa-desa di Jawa berhutang pajak tanah (landrent) kepada pemerintah , yang biasanya diperhitungkan sebesar 40% dari hasil panen utama desa itu. Rencana Van Den Bosch ialah bahwa setiap desa harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor( kopi,tebu, nila) untuk dijual kepada pemerintah colonial dengan harga yang sudah ditentukan. Dengan begitu , desa mampu melunasi hutang pajak tanahnya.
Menurut teori sistem, Cultuurstelsel membawa keuntungan bagi setiap pihak. Desa masih memiliki tanah yang lebih luas untuk kegunaannya sendiri dan akan mendapat keuntungan dalam bentuk tunai. Namun, konsep yqang dikatakan bahwa semua pihak akan memperoleh keuntugan dari system ini berubah menjadi bagian dari kisah pemerasan yang besar dalam sejarah penjajahan. Dengan semakin meningkatnay pembayaran pemerintah untuk hasil-hasil bumi, maka para pejabat memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk menaikkan taksiran pajak tanah, sehingga sebagian besar kelebihan pembayaran komoditas kembali ke tangan pemerintah lagi .
· Herman Willem Daendels, Napoleon dari Batavia
Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur jenderal di Hindia Belanda mempunyai banyak peran di Hindia Belanda. Perlu
diketahui Daendels diberikan kewenangan
menjadi Gubernur Jenderal di Hindia oleh Raja Louis Napoleon (dalam Bahasa
Belanda : Lodewijk) yang pada saat itu Belanda berda di bawah kekuasaan
Perancis. Daenndels biasa dijuluki Napoleon dari Batavia, tak salah karena
memang Daendels merupakan murid sejati dari revolusi Perancis .Dalam revolusi
Perancis ia adalah saksi mata yang antusias dan keprihatinannya terhadap
pendidikan. Sebelumnya Daendels memang tak pernah sekalipun menjejaki kakinya
di Timur, namun Daendels mempunyai
banyak potensi untuk membersihkan Batavia pada masa kekuasaannya di Hindia.
Akhirnya pada
tanggal 1 Januari 1808, Daendels tiba di pelabuhan kecil dekat Banten.
Pada masa kepemimpinannya itu, perilaku Daendels membuat terkejut banyak orang
lama. Daendels mereorganisasi Dewan Hindia , berusaha memangkas korupsi,
membangun administrasi ,membangun jalan dan
benteng.Usaha-usaha yang dilakukan Daenndels mendatangkan banyak hasil
disamping mendatangkan kebencian besar pada banyak orang yang dirusak kepentinganya.Salah
satu tindakan itu adalah reformasi total administrasi. Sampai masa Daendels
semua wilayah Belanda sebelah timur Cirebon membentuk satu provinsi, provinsi Pantai Timur Laut
Jawa. Masing-masing provinsi tersebut dipimpin oleh seorang gudernur jenderal,
karenaberbagai tunjangan yag berakitan dengan kedudukannya, menikmati
penghasilan 100000 gulden pertahun,sementara kalau kita menerima perkataan
Daendels maka pemasukan pemerintah dari wilayah itu praktis nol. Dengan dekrit
18 Agustus 1808 provinsi itu dibagi ke dalam lima prefektorat dan 38 kabupaten.
Semua pejabat menerima pangkat militer dan gaji yang memadai. Hadiah suap dari
bupati-bupati Jawa, keuntungan istimewa
, semua penyalahgunaan itu harus dihentikan pada masa kekuasaan
Daendels.
Menurut Daendels dengan mengangkat
semua bupati menjadi para pejabat pemerintah Belanda, demi melindungi mereka
dari beban pemerasan dan perlakuan menghina dari ppihak pejabat Eropa. Namun
pada kenyataannya Sultan-sultan Cirebon diturunkan ke jabatan bupati , ini
merupakan degradasi yang layak mereka terima karena penindasan keji yang mereka lakukan, tetapi akhirnya hal ini
menimbulkan kekhawatiran di kalangan bangsawan-bangsawan Jawa.
·
Sekilas Mengenai Diplomasi
Diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di kalangan masyarakat internasional. Dalam tulisan ini akan menjelaskan mengenai diplomasi budaya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk kepentingan nasionalnya. Tulisan ini menggunakan referensi yang dianggap relevan oleh penulis, salah satunya bersumber dari buku S.L Roy yang berjudul diplomasi.
Pengertian diplomasi di dalam The Chamber Twentieth Century Dictionary, adalah seni berunding khususnya tentang perjanjian diantara Negara-negara mengenai keahlian politik. Secara konvensional diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di kalangan masyarakat internasional. Sedangkan pengertian budaya atau kebudayaan adalah segala hasil dan upaya budidaya manusia terhadap lingkungan. Dengan demikian diplomasi budaya menurut K.M. Panikkar adalah usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, dan kesenian, ataupun secara makro sesuai dengan cirri-ciri khas yang utama, misalnya propaganda dan lain-lain, yang dalam pengertian konvensional dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi, ataupun militer. Beberapa litratu menyebunya dengan propaganda.
Diplomasi dilakukan untuk pengamanan kebebasan politik dan integritas territorial suatu Negara, hal ini biasanya dicapai dengan memperkuat hubungan dengan Negara sahabat, memelihara hubungan erat dengan Negara-negara sehaluan dan menetralisir Negara-negara yang memusuhi. Selain itu, tujuan pokok diplomasi adalah untuk mencegah Negara-negara lain bergabung melawan suatu Negara tertentu. Pada saat sekarang ini, Negara perlu untuk memobilisasi pendapat umum dunia ke pihaknya dan membenarkan tindakannya. Alasan inilah yang menyebabkan diplomasi kebudayaan dipilih sebagai salah satu sarana untuk memobilisasi pendapat umum tersebut. Imperialism kebudayaan adalah nemtuk upaya untuk menaklukkan dan menguasai jiwa manusia serta sebagai sebuah instrument untuk mengubah power antara dua Negara. Sarana diplomasi kebudayaan adalah segala macam alat komunikasi, baik media elektronik maupun media cetak, yang dianggap dapat menyampaikan isi atau misi politik luar negeri tertentu. Materi maupun isi dari diplomasi kebudayaan adalah teknologi, pertukaran ahli dan lain sebagainya. Milton C. Cummings menyatakan bahwa diplomasi budaya adalah sebuah pertukaran ide, informasi, nilai, system, tradisi, kepercayaan, dan aspek budaya lainnya dengan semangat pengertian bersama dan saling menghargai antar sesama.
Diplomasi budaya tergolong dalam bahasan soft power sebagai suatu kekuatan politik yang dipengaruhi budaya, nilai, ide sebagai sisi lain dari hard power yang menggunakan kekuatan militer. Terdapat tiga kriteria mengapa diplomasi budaya menjadi nilai penting dalam teori hubungan internasional. Pertama, untuk mengurangi intensitas kekuatan militer pasca perang dingin, budaya dipandang sebagai sebuah bentuk kekuatan baru dalam hubungan internasional. Kedua, setiap Negara bangsa juga harus membangun dasar dan batas jaringan nonsekuritas dalam hal mempertahankan identitas bangsa. Budaya yang terdiri dari berbagai aspek menjadi identitas suatu Negara di mata internasional. Ketiga, diplomasi budaya juga bisa menjadi alasan kuat dalam hal membentuk sebuah system internasional baru, baik berupa organisasi regional maupun global. Dalam konsep diplomasi dikenal adanya istilah first track diplomacy, second track diplomacy, third track diplomacy, dan multi-track diplomacy. Dalam hal ini, diplomasi kebudayaan termasuk dalam multi-track diplomacy.
Konsep mengenai multi-track diplomacy adalah sebuah ekspansi dari paradigma track one (government) dan track two (government) yang telah membentuk kajian bidang ini dalam beberapa decade terakhir. Setiap Negara pada saat ini berlomba-lomba untuk menjalankan multi-track diplomacy atau yang biasa disebut diplomasi total. Hal ini terlihat dengan keberadaan divisi diplomasi public hamper di seluruh departemen Luar Negeri di dunia serta semakin menonjolnya peran public dalam berdiplomasi.
Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah, individual, ataupun kolektif. Sehingga pola diplomasi kebudayaan antar bangsa bisa terjadi antar siapa saja sebagai actor atau pelakunya, karena sasaran diplomasi kebudayaan ini seluruh masyarakat suatu Negara, bukan hanya pemerintahnya saja. Tujuan utama dari diplomasi kebudayaan adalah untuk mempengaruhi pendapat umum masyarakat suatu Negara dalam upaya mendukung suatu kebijaksanaan politik luar negeri tertentu, untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Pola umum yang biasanya terjadi dalam hubungan diplomasi kebudayaan adalah antara masyarakat suatu Negara tertentu dengan masyarakat Negara lain. Namun demikian, pendapat umum yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mempengaruhi politik pemerintah dari masyarakat bersangkutan. Sasaran utama dari diplomasi kebudayaan adalah pendapat umum, baik dalam level nasional maupun internasional.
Pentingnya Industri Musik bagi Amerika, dan Hubungan Indonesia dengan Amerika
Industri
musik bagi Amerika sangatlah penting, karena industri musik memegang peranan
penting bagi kebudayaan di amerika sejak dulu. Unsur multikultural dalam
masyarakat di Amerika memberi sumbangan besar bagi industri musik dengan
beragam gaya aliran musiknya, seperti jazz, blues, rock, reggae. Dengan hal
itu, industri musik Amerika adalah alat
diplomasi budaya yang mengekspos dan mempromosikan budayanya lewat musik.
Selain itu industri Amerika merupakan industri musik terbesar kedua di dunia.
Lalu hubungannya dengan Indonesia, Amerika sejak dulu merupakan kiblat bagi
banyak negara dalam bidang musik termasuk Indonesia yang menjadikan Amerika
sebagai barometer bagi industri musiknya. Industri musik di Indonesia khususny
sejak zaman orde baru sangat didominasi dengan gaya musik barat atau dari
Amerika.
Sumber :
Hits Maker: Pnduan Menjadi Produsen Rekaman Jempolan, Sendjaja
Widjaja, hal: 23
Kemudian mengenai hubungan antara Indonesia dengan
Amerika adalah hubungan diplomasi diantara keduanya bersifat fluktuatif dari
masa ke masa, hal ini sangat ditentukan pada pemimpin negara pada saat itu. Sejatinya
Amerika dan Indonesia adalah dua negara yang sanagt saling membutuhkan.namun,
hubungan tersebut mengalami pasang suru. Pada masa orde lama di bawah pimpinan
Soekarno Indonesia diarahkan untuk menjadi negara yang anti-Amerika, sperti
yang dikutip pada pidato Soekarno “ Amerika disetrika!” saat Amerika dan negara
barat lainnya memprotes kebijakan yang dibuat oleh Bung karno. Selain itu
Amerika menganggap Presiden soekarno cenderung berpihak pada komunis yang
merupakan musuh utama paham liberal yang dianut Amerika. Lalu banyak hal-hal yang berbau Amerika atau negara
barat yang dicap sebagai pendukung Belanda saat itu sangat dilarang masuk ke
Indonesia, khususnya dalam hal kebudayaan, sperti musik misalnya, film atau
fashion. Saat itu, Soekarno mengeksplorasi kebudayaan asli Indonesia dan
menutup diri dari blok barat, termasuk Amerika, hal ini tercermin dalam berbagi
peraturan yang berlaku pada saat itu seperti dilarangnya menyanyikan musik
rock, dilarangnya menyanyikan lagu berbahasa Inggris, atau pelarangan celata
ketat dan rambut panjang pnda saat itu, dsb. Dapat dikatakan hubungan diplomasi
Indonesia dengan amerika terbilang buruk pada masa itu, karena Amerika yang
menganggap dirinya sebagi negara adidaya mersa ditantang oleh presiden Soekarno,
dan merasa diremehkan. Akan tetapi, cukup banyak juga momen-momen dimana
hubungan anatara keduanya baik, misalnya Amerika saat menjadi penengah bagi
konflik antara Indonesia dengan Belanda pasca kemerdekaan, berbagai perjanjian,
perundingan untuk mempertahankan kemerdekaan, dan terakhir Indonesia
mendapatkan bantuan dari Amerika atas konflik perebutan Irian Barat antara
Indonesia dengan Belanda.
Beda
hal lagi saat masa pemerintahan Indonesia bergulir ke masa orde baru di bawah
kepemimpinan Jenderal Soeharto. Pada masa itu presiden Soeharto sangat membuka
diri kepada Amerika, hal ini terkait Indonesia memiliki banyak konflik yang
membutuhkan bantuan dari negara adidaya tersebut. Diantaranya Amerika dianggap
sebagai negara yang dapat mengamankan stabilitas ekonomi dan perthanan di
Indonesia, selian itu pun Amerika menganggap Soeharto anti-komunis sehingga Indonesia
dapat lebih dekat dengan Amerika. Jadi, hubungan Indonesia dengan Amerika
terbilang baik. Hal ini tercermin dalam berbagai peristiwa dan keadaan pada
saat itu, seperti investor asing barat dan Amerika yang banyak berinvestasi di
Indonesia,berbagi industrei asing dalam berbagai bidang industri mulai
didirikan, selain itu dalam hal kebudayaan sperti musik ,gaya ber pakaian, film
ds. diperbolehkan, bahkan dipopulerkan pada masa orde baru berjalan. Walaupun
sempat terjadi beberapa kesenjangan diantara keduanya. Dan berakhirnya masa
pemerintahan Soeharto, diakibatkan juga karena nilai tukar dollar terhadap
rupiah yang melonjak drastis yang menyebabkan krisis moneter, hal yang juga menjadikan
kerapuhan hubungan antara keduanya. Kemudian saat reformasi tiba presiden B.J.
Habibie memimpin, hubungan antara Indonesia dengan Amerika surut kembali,
karena Indonesia dianggap melanggar Hak Asasi Manusia pada peristiwa penembakan di Timor Timur.
Lalu, saat pemerintahan berganti setahun setelah BJ Habibie memimpin, hubungan
diantara Indonesia dengan Amerika kembali terjalin saat Presiden Bush
mendeklarasikan untuk memerangi terorisme
yang terjadi setelah dibomnya gedung WTC, dan terjadinya berbagai bentuk terorisme di
Indonesia sperti bom Bali, JW Marriot yang diklaim dilakukan oleh pelaku dari
kelompok yang sama, yakni AlQaeda, kerjasama antar Indonesia dengan Amerika
terjalin di bawah kepemimpinan Megawati, meskipun Megawati tidak terlalu
terbuka pada pihak Amerika. Selanjutnya masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hubungan Indonesia dengan Amerika
terjalin dengan baik diantaranya saat kedua prediden Barrack Obama dengan SBY
menandatangani Comprehensive Partnership Agreement(CPA), yaitu perjanjian yang
meliputi kerjasama dalam bidang perdagangan, pendidikan, energi, lingkungan,
keamanan,demokrasi dan masyarakan sipil. Apalagi, presiden Amerika tersebut
memiliki pengalaman pribadinya di Indonesia yang semakin membuat suasana akrab
antara kedua negara tersebut. Begitupun dalam kebudayaan, musik, film dan gaya
berpakain ala Amerika dan artis-artis Amerika semakin akrab di Indonesia. Hal
inipun yang mencerminkan kedekatan
hubungan Indonesia dengan Amerika sampai sekarang ini.
Musik Rock di Indonesia Sempat disebut Unproductive Labour
Musik
Rock di Indonesia pernah dianggap sebagai unproductive labour dalam industri
rekaman di Indonesia. Hal ini terjadi pada era 1970-an, dan yang menyebabkan musik
rock mendapat sebutan demikian diantaranya adalah, dunia rekaman di indonesia
pada masa itu didominasi oleh musik beraliran pop.
Industri rekaman pada saat
itu menganggap bahwa musik rock dianggap sebagai minoritas dan memiliki peminat
yang sedikit, selain itu musik rock yang dinyanyikan di atas panggung
kebanyakan adalah lagu-lagu rock musisi barat sehingga kesempatan musik rock
lokal untuk rekaman semakin sempit dan
tidak diapresiasi . Industri musik atau perusahaan rekaman pada saat itu telah
terlanjur puas dengan musik pop yang sangat laku di pasaran. Produser musik
tentu memproduksi rekaman secara komersil, yang artinya musik yang diproduksi
haruslah yang sesuai dengan pertimbangan selera pasar atau masyarakat
kebanyakan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan rekaman.
Sedangkan musik rock pada saat itu enggan diproduksi, karena dianggap tidak
dapat menguntungkan perusahaan rekaman di Indonesia. Oleh karena itu, pada masa
itu musik rock dianggap sebagai unproductive labour.
Sumber :
Industri
Musik Indonesia : Suatu Sejarah, R.M. Mulyadi
Surabaya
Punya Cerita, Dahana Adi (hal 48-52)
Senin, 28 Maret 2016
Sifat Sejarah
I. Sejarah Bersifat Diakronis
Diakronis berarti memanjang dalam waktu, seperti yang diungkapkan oleh John Galtung dalam Theory and Method of Sosial Research. Hal yang sering dilupakan dalam pengertian umum bahwa sejarah merupakan suatu proses atau perkembangan. Menurut Galtung Sejarah adalah ilmu yang bersifat diakronis (diachronic) artinya dalam bahasa latin (dia : melalui) dan (chronicus : waktu). Sejarah disebut ilmu yang diakronis karena meneliti gejala dan peristiwa yang berjalan di dalam kurun waktu atau istilahnya memanjang dalam waktu. Jika ada suatu peritiwa yang terjadi maka waktulah yang menjadi rel sebagai tempat berjalannya peristiwa tersebut. Maka penelitian sejarah pun ditentukan dengan arah yang disebut waktu. Dari sinilah kita dapat membedakan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lainnya yang bersifat sinkronis yang berarti meluas dalam ruang, atau tidak terikat dengan waktu. dapat disimpulkan bahwa ilmu sejarah memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu lainnya meluas dalam ruang dalam waktu yang terbatas.
II. Sejarah Menuturkan Gejala Tunggal
Sejarah adalah sebuah penceritaan, atau bercerita tentang suatu peristiwa, dan sejarah juga memiliki eksplanasi atau penjelasan. Dalam penceritaaan Sejarah menuturkan gejala tunggal (ideographic, singularizing). Sejarah menuturkan suatu objek atau ide dan mengangkatnya sebagai gejala tunggal
II. Sejarah Berusaha Objektif
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa silam, yang tak mungkin direkonstruksi secara utuh pada waktu yang lain. Artinya dalam penelitian dan historiografi, sumber yang dikumpulkan untuk menghasilkan karya sejarah seringkali ditemukan unsur-unsur subjektif, apalagi jika peristiwa yang menjadi objek kajian sudah lama terjadi. Sebenarnya subjektifitas adalah suatu kebutuhan dalam setiap langkah penelitian dan penulisan sejarah, oleh sebab itu keterlibatan perspektif dalam pembuat dokumen atau sumber dalam interpretasinya tidak dapat dilepaskan, tak terkecuali bagi kita yang meneliti tak akan bisa suatu historiografi murni dari subjektifitas. Oleh karena itu sejarah hanya dapat berusaha seobjektif mungkin dalam penulisannya, karena subjektifitas ada pada si pembuat sumber dan kita sendiri sebagai penulisnya.
Subjetif dalam penelitian sejarah dapat berupa prasangka atau pertimbangan-pertimbangan tentang bagaimana suatu peristiwa di masa silam dapat terjadi, dan karenanya bisa kemungkinan benar atau berat sebelah. Jadi sejarah hanya bisa berusaha objektif terhadap suatu peristiwa dan dalam menerangkan semua kebenarannya.
Sources :
Kntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Diakronis berarti memanjang dalam waktu, seperti yang diungkapkan oleh John Galtung dalam Theory and Method of Sosial Research. Hal yang sering dilupakan dalam pengertian umum bahwa sejarah merupakan suatu proses atau perkembangan. Menurut Galtung Sejarah adalah ilmu yang bersifat diakronis (diachronic) artinya dalam bahasa latin (dia : melalui) dan (chronicus : waktu). Sejarah disebut ilmu yang diakronis karena meneliti gejala dan peristiwa yang berjalan di dalam kurun waktu atau istilahnya memanjang dalam waktu. Jika ada suatu peritiwa yang terjadi maka waktulah yang menjadi rel sebagai tempat berjalannya peristiwa tersebut. Maka penelitian sejarah pun ditentukan dengan arah yang disebut waktu. Dari sinilah kita dapat membedakan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lainnya yang bersifat sinkronis yang berarti meluas dalam ruang, atau tidak terikat dengan waktu. dapat disimpulkan bahwa ilmu sejarah memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu lainnya meluas dalam ruang dalam waktu yang terbatas.
II. Sejarah Menuturkan Gejala Tunggal
Sejarah adalah sebuah penceritaan, atau bercerita tentang suatu peristiwa, dan sejarah juga memiliki eksplanasi atau penjelasan. Dalam penceritaaan Sejarah menuturkan gejala tunggal (ideographic, singularizing). Sejarah menuturkan suatu objek atau ide dan mengangkatnya sebagai gejala tunggal
II. Sejarah Berusaha Objektif
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa silam, yang tak mungkin direkonstruksi secara utuh pada waktu yang lain. Artinya dalam penelitian dan historiografi, sumber yang dikumpulkan untuk menghasilkan karya sejarah seringkali ditemukan unsur-unsur subjektif, apalagi jika peristiwa yang menjadi objek kajian sudah lama terjadi. Sebenarnya subjektifitas adalah suatu kebutuhan dalam setiap langkah penelitian dan penulisan sejarah, oleh sebab itu keterlibatan perspektif dalam pembuat dokumen atau sumber dalam interpretasinya tidak dapat dilepaskan, tak terkecuali bagi kita yang meneliti tak akan bisa suatu historiografi murni dari subjektifitas. Oleh karena itu sejarah hanya dapat berusaha seobjektif mungkin dalam penulisannya, karena subjektifitas ada pada si pembuat sumber dan kita sendiri sebagai penulisnya.
Subjetif dalam penelitian sejarah dapat berupa prasangka atau pertimbangan-pertimbangan tentang bagaimana suatu peristiwa di masa silam dapat terjadi, dan karenanya bisa kemungkinan benar atau berat sebelah. Jadi sejarah hanya bisa berusaha objektif terhadap suatu peristiwa dan dalam menerangkan semua kebenarannya.
Sources :
Kntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Sejarah dan Psikologi
I. Sejarah dan pengkajiannya menekuni kelakuan manusia, karena pada pengertiannya sejarah merupakan peristiwa yang diakibatkan oleh perilaku manusia, dan tentu saja perilaku manusia dan tindakannya tersebut merupakan hal yang dihasilkan dari suatu kondisi psikologis manusia (pelaku sejarah). Cara manusia itu berkelakuan sebagian besar diteliti oleh ahli psikologi. maka dari itu , pengetahuan psikologi bagi para sejarawan.
Adapun arti psikologi bagi pengkajian sejarah dibagi menjadi dua cabang :
II. Interpretasi Psikologis Dalam Penelitian Sejarah
Interpretasi Psikologis terhadap sebuah dokumen atau sebuah sumber penulisan sejarah, adalah bagaimana membaca sumber tersebut melalui kacamata si pembuat dokumen, untuk meperoleh titik pandangnya(perspektif). Interpretasi semacam ini berhadapan dengan kehidupan pembuat sumber dokumen tersebut secara mentalitas baik secara individualnya dan generalnya (lingkungan yang membesarkannya).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis dalam diri seseorang, yaitu :
Adapun arti psikologi bagi pengkajian sejarah dibagi menjadi dua cabang :
- Ilmu psikologis dapat membantu untuk memahami kelakuan kolektif (kelompok-kelompok) pada masa silam yang menjadi penelitian. dalam kasus ini sering dipergunakan istilah sejarah mentalitas.
- Ilmu Psikologi dapat membantu memahami dan menerangkan kelakuan personal (individu).
II. Interpretasi Psikologis Dalam Penelitian Sejarah
Interpretasi Psikologis terhadap sebuah dokumen atau sebuah sumber penulisan sejarah, adalah bagaimana membaca sumber tersebut melalui kacamata si pembuat dokumen, untuk meperoleh titik pandangnya(perspektif). Interpretasi semacam ini berhadapan dengan kehidupan pembuat sumber dokumen tersebut secara mentalitas baik secara individualnya dan generalnya (lingkungan yang membesarkannya).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis dalam diri seseorang, yaitu :
- Asal-usul (lingkungan, tempat hidup, pengalaman pribadi).
- Pembentukan kultural
- Karakter seseorang
- Tujuan penulis atau si pembuat sumber
Minggu, 27 Maret 2016
Peradaban Mesir Kuno
a) Faktor yang Mendukung Peradaban Mesir Kuno
Kelahiran
peradaban Mesir Kuno didukung oleh aliran Sungani Nil, Peradaban Mesir kuno
berada di Afrika bagian Utara, yang sampai saat ini masih termasuk ke dalam
kategori Timur Tengah secara politik.
Perkembangan
peradaban Mesir Kuno bergantung pada Sungai Nil. Banjir tahunan menjamin hasil
panen yang berlimpah tahun demi tahun, dan daerah sepanjang aliran sungai dari
utara ke selatan adalah pusat kerajaannya. Selama 3000 tahun, perkembangan
budaya masyarakat di bidang seni, arsitektur dan pemerintahan memiliki pola
yang sama. Kenyataan ini mencerminkan stabilitas politik dan budayadi bawah
pemerintahan para firaun. Mesir Kuno adalah peradaban yang tumbuh subur dari
hulu Sungai Nil sampai wilayah deltanya di Laut Tengah.
Peradaban
Mesir Kuno bertahan lebih dari 3000 tahun sehingga peradaban Mesir Kuno disebut
sebagai peradaban kuno terlama di dunia, dari sekitar tahun 3300 SM sampai 30
SM. Aliran Sungai Nil yang membentuk pusat peradaban Mesir Kuno dimulaidari
tanah tinggi Afrika Timur (Kini: Etiopia, Uganda, Kenya) mengalir ke utara melewati
sepanjang apa yang kini disebut Sudan dan Mesir yang panjangnya lebih dari 5000
km. Karena Sungai Nil mulai dari pegunungan setinggi 2500 m, banyak ditemukan
air terjun (river cataracts) yang sangat curam.
Sebelum tahun
6000 SM Afrika Utara sebetulnya merupakan daerah bermusim hujan, dan Sahara
merupakan tempat yang subur. Sahara pada tahun 6000 SM menghasilkan pangan
pertanian. Sekitar tahun 4000 SM iklim mulai berubah: lebih kering karena jauh
lebih sedikit hujan. Akibat perubahan iklim ini banyak nomaden bermigrasi
ke daerah tepi bagian timur Sungai Nil.
Dari daerah
utara yang kini disebut wilayah Kota Cairo, cabang-cabang aliran Sungai Nil
membentuk delta lebar, sampai ke Laut Tengah. Oleh karena hujan musiman di
Afrika, setiap tahun aliran Sungai Nil membanjiri tepi sungai. Ketika luapan
air menyusut, tanah tersebut menjadi subur karena humus yang dibawa oleh
aliran sungai. Sama seperti di Mesopotamia, daratan sungai Nil juga membutuhkan
pengelolaan yang cermat. Efek peristiwa alami ini memungkinkan orang Mesir Kuno
mengembangkan suatu perekonomian yang berdasar pada hasil pertanian.
Ketika para
petani telah mempunyai surplus pangan dan waktu luang barulah mereka
mulai bertahap-tahap membentuk kebudayaan: perdagangan, administrasi, seni,
arsitektur, dll. Selain sebagai sumber air bagi pertanian, Sungai Nil juga
digunakan sebagai jalan raya air untuk transportasi (barang dan manusia).
Ada beberapa
faktor alam lain yang menjadikan Mesir sebagai peradaban besar. Kebanyakan
daerah Mesir beriklim tropis, ini dapat dilihat dari lamanya cahaya matahari
bersinar. Mesir memiliki musim panas lebih lama dibandingkan musim dingin,
dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada musim panas dan sekitar 10
jam per hari pada musim dingin. Selain itu, wilayah Mesir juga memiliki
penghalang alami yang menyediakan perlindungan dari orang luar. Gurun (di
sebelah barat dan timur), laut (di sebelah utara), dan bagian Sungai Nil yang
deras atau air terjun (di selatan) dapat mempersulit serangan musuh. Menurut
catatan dan dokumen yang ditemukan oleh para arkeolog, orang Mesir menyebut
negeri mereka Kemet, yang berarti “Daratan Hitam” yang mengacu pada
tanah gelap yang merupakan lahan subur yang tersisa setelah luapan Sungai Nil.
Mereka juga menggunakan istilah lain, Deshret, atau “Daratan merah,”
yang mengacu pada gurun yang terbakar di bawah terik matahari. Panas lebih lama
dibandingkan musim dingin, dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada
musim panas dan sekitar 10 jam per hari pada musim dingin.
Selain itu, wilayah
Mesir juga memiliki penghalang alami yang menyediakan perlindungan dari orang
luar. Gurun (di sebelah barat dan timur), laut (di sebelah utara), dan bagian
Sungai Nil yang deras atau air terjun (di selatan) dapat mempersulit serangan
musuh. Menurut catatan dan dokumen yang ditemukan oleh para arkeolog, orang
Mesir menyebut negeri mereka Kemet, yang berarti "Daratan Hitam"
yang mengacu pada tanah berwarna gelap yang merupakan tanah subur sisa dari luapan sungai Nil.
Sekitar tahun
3500 SM mulai dibangun pemukiman dan kota-kota kecil di daerah Mesir Utara dan
Selatan. Pada awalnya perkembangan peradaban
di tepi Sungai
Nil sudah terjadi di dua bagian. Dua bagian ini disebut Mesir Bawah (Lower
Egypt), merupakan hilir Sungai Nil, yang terletak di
Utara dekat
Laut Tengah dan B) Mesir Atas (Upper Egypt) yang terletak di
Selatan lebih
dekat hulu Sungai Nil. Salah satu kota pertama di Mesir bernama Hierakonpolis,
bertempat di tepi barat Sungai Nil antara Luxor dan Aswan dan telah menjadi
suatu lokasi kebudayaan sebelum firaun berkuasa. Di Hierakonpolis orang Mesir
Kuno juga sudah membuat lembaran seperti kertas dari daun papirus. Setelah daun
papirus dikeringkan, di atasnya mereka dapat menggambar dan menulis huruf
hieroglif.
Kata hieroglif
datang dari istilah orang Yunani, hiero-glyphikos, yang artinya “ukiran sakral.” Dalam kaitannya dengan ini
disebut glyphs, mula-mula digunakan untuk menunjuk pada objek dan konsep.
Akhirnya simbol-simbol
itu
merepresentasikan bunyi-bunyi awal. Bentuk-bentuk hieroglif berupa gambar benda
yang ada di lingkungan orang Mesir. Beberapa contoh paling awal tentang tulisan
di Mesir digunakan sebagai alat untuk menamai dan juga menjumlahkan benda
tertentu.
b) Periode Sejarah Mesir
Masyarakat Mesir diperintah oleh raja yang disebut firaun. Para firaun dianggap merupakan anak Dewa Matahari yang disebut ‘Ra’, dan oleh karena itu mereka memiliki kekuasaan yang mutlak. Di Mesir, para firaun membentuk sebuah dinasti. Istilah ‘firaun’ dalam bahasa Mesir berarti rumah besar, mula-mula digunakan oleh orang Mesir Kuno untuk menyebut istana kerajaan mereka. Sejak Dinasti ke-18 (1550-1307 SM) nama ini digunakan sebagai nama panggilan untuk raja. Nama firaun sebagai panggillan raja, digunakan sampai
sekarang untuk
menyebut nama seluruh raja baik dari kerajaan baru (New Kingdom), maupun
kerajaan tua (Old Kingdom). Pemerintahan para firaun bersifat
feodal. Masyarakat distratifikasi. Firaun dan keluarganya
berkuasa mutlak. Di bawah jabatan firaun ada kasta pendeta, kasta
militer, kasta pejabat-pejabat pemerintahan, kasta
para seniman,
kasta para petani, dan kasta para budak (berasal dari wilayah di luar kerajaan
Mesir yang dijajah oleh firaun). Banyak rakyat tertekan, dipungut pajak dari
hasil panen dan distribusi pangan dilakukan oleh pejabat dan penguasa. Sistem
kerja paksa juga diterapkan terutama dalam membangun piramida dan proyek
irigasi. Sejarah Mesir membuktikan bahwa sering terjadi perebutan kedaulatan, penyatuan,
dan perpecahan. Hal ini disebabkan karena sering terjadi perang saudara dalam
keluarga firaun dan pemberontakan antara dua bagian negara yaitu Mesir Bawah
dan Mesir Atas. Dari 2920 SM sampai 30 SM tercatat 27 dinasti sebagai penguasa
Mesir. Sejarawan mengelompokan sejarah Mesir Kuno berdasarkan beberapa periode:
Periode Dinasti Awal, Kerajaan Tua, Periode Peralihan Pertama, Kerajaan Tengah,
Periode Peralihan Kedua, Kerajaan Baru, Periode Peralihan Ketiga, dan Periode
Akhir.
c)
Penyatuan dan Periode Dinasti Awal
Sebelum tahun
3000 SM kerajaan pertama muncul di Mesir Atas. Salah satu raja Mesir Atas yang
paling terkenal adalah Narmer. Pada tahun 3000 SM ia menyatukan dua bagian
Mesir setalah Mesir Bawah dikalahkan terlebih dahulu. Dia mendirikan ibu kota
kerajaan di Memphis yang secara strategis ditempatkan di antara dua bagian
Mesir. Pada saat raja-raja keturunan Narmer berkuasa mulai dikembangkan suatu
sistem pemerintahan yang kuat.
d)
Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Pada 2575 SM –
2465 SM, selama pemerintahan dinasti keempat,kekuatan kerajaan meningkat
dramatis. Mereka mulai melakukan perluasan wilayah dan penjajahan. Sudah ada
bukti bahwa Mesir melakukan hubungan dengan Mesopotamia (utusan-utusan dan
kiriman dan pernikahan sebagai alat berpolitik). Dengan kekuatan kerajaan yang
meningkat tentunya lebih mudah membuat suatu proyek besar-besaran. Bukti-bukti yang menguatkan bahwa pada dinasti
keempat Mesir mengalami peningkatan yang dramatis adalah dibangunnya monumen
pemakaman di Saqqarah dengan baik (piramida pertama).
e)
Piramida Mesir, Mumi, dan Kepercayaan
Piramida
adalah monumen yang terkenal di Mesir Kuno. Piramida telah dibangun oleh para
raja Mesir pada zaman Kerajaan Tua dan Kerajaan Tengah sebagai simbol kerajaan
yang megah. Piramida telah dibangun pada masa 2700 SM. Pembangunan piramida
mencapai puncaknya di bawah firaun dinasti ketiga sampai dinasti keenam
(2686 SM-2345
SM).
Piramida
terdiri atas susunan batu raksasa (sampai 15.000 kg per batu) yang harus dibawa
dari jauh. Pembangunan piramida memerlukan banyak tenaga (ahli ba-ngunan,
pemahat, pelukis, arsitek dan budak). Piramida yang paling besar adalah
piramida Raja Khufu yang dikerjakan oleh 20.000 pe-kerja selama puluhan tahun.
Piramida Khufu terbentuk dari 2 juta batu (masing-masing beratnya 15.000 kg).
Memang sulit diketahui bagaimana cara
pembangunan piramida-piramida. Tentu saja pekerjaan ini amat berat dan membawa
penderitaan bagi rakyat Mesir. Piramida berfungsi sebagai kuburan raja Mesir
yang sangat megah, mewah, mahal dan rumit secara ilmu arsitektur. Sekitar 400
piramida sudah ditemukan. Pada zaman ketika pembangunan piramida-piramida,
logam perak dan emas sudah dapat dicairkan (Zaman Logam). Emas dan perak
tersebut diolah menjadi perhiasan-perhiasan serta patung-patung. Di dalam
piramida berisi banyak perhiasan dan patung-patung dari emas, perak, dan
permata sehingga menjadi incaran para perampok dan para penjajah. Biasanya para
firaun dan keluarganya sudah mulai membangun piramida mereka pada saat mereka
sudah dewasa. Semua dinding dihias dengan gambar dan tulisan yang
mengaggung-agungkan diri mereka sendiri. Bentuk piramida yang melancip
melambangkan sinar matahari yang menyorot, sehingga firaun yang dikubur di sana
dipercaya dapat naik ke surga.Kompleks pekuburan besar ini menyediakan sangat
banyak informasi tentang masyarakat dan kebudayaan Mesir Kuno. Imhotep,
arsiteknya Djoser, raja kedua dinasti ketiga, membangun apa yang menjadi
bangunan batu besar pertama yang sekarang dikenal sebagai piramida berundak
Djoser.
Pembangunan
piramida tidak dilakukan lagi setelah ujung Kerajaan Tengah. Para raja Mesir selanjutnya
menunjukkan kekuatan mereka dengan membangun kuil, yang mereka tunjukan dengan
pahatan dan ukiran monumental. Hal lain yang menarik di Mesir adalah mumi
(mayat yang diawetkan). Ketika raja meninggal, badannya dimumikan. Segala organ
tubuh bagian dalam dikeluarkan termasuk otak (kecuali hati). Sesudah itu
bahan-bahan kimia alami digunakan untuk mengawetkan tubuh kosong firaun. Proses
pengawetan memerlukan waktu 70 hari. Tubuh dibungkus dengan kain-kain yang
berisi jimat sebagai benda kramat yang dapat menghindari segala peristiwa
buruk.Sesudah diupacarai oleh para pendeta Mesir, mumi ditempatkan dalam satu peti
mayat yang biasanya berisi ukiran emas dan permata. Ini memastikan bahwa badan
raja yang utuh berlanjut sebagai sebuah rumah untuk jiwanya. Mayat raja dengan
khidmat dikebumikan di kamar penguburan, tepat di pusat piramida. Dinding
bagian dalam piramida telah diukir dengan teks suci dan mantra, dan kamar telah
dilengkapi dengan harta yang mewah untuk digunakan oleh raja di alam baka
(gerobak-perang, makanan, minuman,emas, permata, pakaian, dan sering juga beberapa pembantu). Setelah pemakaman
raja, jalan lintasan pintu masuk ke kamar disegel dengan batu untuk
melindunginya dari perampok. Pada masa ini, Mesir sudah mengenal kepercayaan
yaitu “ada kehidupan setelah mati”. Kepercayaan ini dapat diteliti berkat
peninggalan berbentuk batu-batu dan lukisan di dinding piramida yang berisi
huruf hieroglif. Ternyata mereka percaya pada istilah surga sebagai wilayah
yang mirip dengan keadaan tepi sungai Nil, disebut “Ladang-ladang ber-Papirus
(Fields of Reeds)”, yang segala tanaman tumbuh berlimpah. Dewa Osiris menjaga
pintu masuk surga dan hanya mengizinkan masuk roh-roh yang sepanjang hidupnya
berkelakuan baik. Sebelum roh-roh mendapat izin masuk surga mereka harus
melewati perjalanan dan siksaan yang dahsyat di neraka. Untuk memungkinkan perjalanan
ini dapat dilewati dengan baik, banyak upacara dan mantra-mantra harus
dikumandangkan. Masyarakat Mesir menyembah banyak dewa-dewi (politeisme).
Dewa-dewi Mesir kebanyakan merupakan manifestasi dari alam.
Sabtu, 26 Maret 2016
Peradaban Mesopotamia
Mesopotamia memiliki arti
“diantara sungai-sungai” yakni sungai Eufrat dan Sungai Tigris.Peradaban
pertama di dunia berkembang di Mesopotamia sekitar tahun 5000 SM. Selama 2000
tahun di situlah negara-negara yang paling berkuasa dan maju muncul.
Mesopotamia memengaruhi negara-negaratetangga di seluruh Timur Tengah (Mesir
dan Indus), tetapi sekitar tahun 500 SM, pada permulaaan zaman Romawi, kekuatan
Mesopotamia mulai melemah dan runtuh total. Mesopotamia terletak di antara dua
sungai besar, Eufrat dan Tigris, di daerah yang kini menjadi Republik Irak.
Mesopotamia, dalam bahasa Yunani berarti “daerah di antara sungai-sungai”.
Aliran Sungai Eufrat dan Tigris berasal dari pegunungan utara Irak. Daerah di
sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya melengkung seperti
bulan sabit sehingga sejarawan Amerika Serikat yaitu Breasted menyebut
Mesopotamia“The Fertile Crescent Moon” yang artinya “Bulan Sabit Subur
”, SejarawanYunani Kuno yang bernama Heredotus menyebut Mesopotamia sebagai “Tanah
surga yang cantik jelita”. Dampaknya dari kondisi
geografis sedemikian rupa itu adalah menjadikan wilayah Mesopotamia sebagai
wilayah yang subur dan mendukung bagi lahirnya peradaban.
Ada beberapa suku yang menempati daerah subur Mesopotamia. Suku Ubaid merupakan
suku pertama yang tinggal di Mesopotamia. Suku ini bermata pencaharian sebagai
petani. Pertanian dilakukan di daerah yang subur. Mereka menanam biji-bijian
dengan memanfaatkan air sungai untuk irigasi.
Suku Sumeria merupakan suku yang ada setelah suku Ubaid punah. Suku ini
bermata pencaharian sebagai petani, melanjutkan pertanian yang dilakukan suku
Ubaid. Karena letaknya di dataran yang luas tanpa
pertahanan alam yang memadai, maka Mesopotamia menjadi sasaran perebutan bagi
bangsa-bangsa di sekitarnya untuk dapat mendiaminya. Sumeria berkuasa pada tahun 3000 – 2340 SM. Pada
masa tersebut kelompok-kelompok besar penduduk desa mengubah cara hidup dan membangun
kota-kota bertembok lumpur tanah liat. Kota-kota Sumeria banyak dibangun di
antara kedua aliran sungai di Mesopotamia bagian Selatan karena merupakan
daerah delta yang paling subur. Mula-mula daerah timur dan barat sungai berupa
rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang dihuni
oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota-kota tertua bermunculan.
A.
Kota-kota yang Dibangun
Tiap kota
merupakan sebuah negara disebut dengan negara kota yang dipimpin oleh seorang raja, yang saling mendesak
untuk berkuasa (Ur, Uruk, Nippur, Adab, Lagas, Kish). Jumlah populasi kota-kota
tesebut lebih dari 10.000 penghuni. Kebanyakan penduduk bertani di luar kota
dan hasil panen didistribusikan kepada penduduk-penduduk yang tidak bekerja
sebagai petani yaitu pande,kontraktor, tukang kayu, pedagang, prajurit dan
pendeta. Karena uang belum tersedia jadi pasar-pasar belum dibutuhkan. Tiap
penduduk menerima makanan, pakaian dan barang lainnya sebagai gaji pekerjaan
atau dengan cara melakukan barter.Hanya beberapa penduduk kaya yang memiliki
rumah/istana yang luas, mayoritas penduduk memiliki pondok yang sangat
sederhana tanpa sanitasi dan tanpa persediaan air minum.Selain mengembangkan
kehidupannya dengan pertanian, suku Sumeria juga terampil membuat alat-alat
tembikar. Perdagangan diawasi oleh para penguasa yang juga memandori
proyek-proyek irigasi, penggalian kali, pembangunan bendungan dan waduk.
Proyek-proyek tersebut sangat diperlukan agar hasil pertanian melimpah dan
perumahan aman dari bencana banjir. Proyek-proyek tersebut dikerjakan oleh
penduduk dengan kerja paksa.
B. Tulisan pada Peradaban Mesopotamia
Sekitar tahun
3400 SM ditemukan tulisan sederhana untuk menyimpan data-data perdagangan. Tulisan itu disebut huruf paku (cuneiform).
Huruf-huruf itu ditulis di atas papan tanah liat yang digores menggunakan karang
yang keras dan berujung tajam. Sejak tahun 3000 SM huruf paku sudah digunakan untuk
mencatat peristiwa-peristiwa sejarah, hasil panen, kepemilikan harta benda
serta urusan perdagangan. Tulisan paku terus menerus berkembang dan menjadi lebih
rumit. Ribuan obyek peningalan tulisan di atas papan tanah liat tersebut digali
oleh para arkeolog kemudian diteliti supaya bisa dibaca. Tulisan-tulisan tersebut
memberi peluang kepada kita untuk memahami banyak hal tentang kehidupan dan
budaya pada masa lampau di Mesopotamia yang meliputi, karangan sastra, karangan
ritual dan agama, serta laporan sejarah.
C. Kepercayaan
Suku Sumeria
memiliki kepercayaan animisme yang bersifat politeisme. Mereka menyembah banyak
dewa. Salah satu dewa utama mereka adalah Marduk. Selain itu, ada dewa-dewa
lain yang menguasai alam. Dewa-Dewi memiliki kekuasaan masing-masing terhadap
satu unsur alam: hujan, petir, banjir, sungai, awan, ladang, kayu, bulan dan
matahari. Dewa-dewa yang mereka sembah yakni Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu
(Dewa langit), Sin (Dewa bulan), Samas (Dewa matahari), Ereskigal (Dewa
kematian), Ra (Dewa seni).
D. Epik
Cerita epik terkenal di Mesopotamia adalah
Gilgamesh. Cerita epik ini
menceritakan
tentang seorang raja bernama Gilgamesh dari kota Uruk,
yang dianggap
manusia setengah dewa. Bagi beberapa sejarawan Gilgamesh
merupakan
tokoh bersejarah dan benar-benar nyata, pembangun dinasti di
kota Uruk.
Sejarah zaman dulu sangat sulit dibedakan antara cerita dan fakta.
Gilgamesh
adalah raja adil tetapi keras dan tegas. Ia suka berperang
menjajah
banyak suku di daerah sekitar Mesopotamia dan pembangun
arsitektur.
Dia menjadi raja setelah dunia dilanda banjir yang sangat dahsyat.
Dewa, bernama
Anu, sangat membenci Gilgamesh dan menciptakan seorang
lelaki yang
dibesarkan oleh binatang buas, namanya Enkidu. Tujuan dewa
Anu adalah
membunuh raja Gilgamesh. Setelah Enkidu tiba di kota Uruk, terjadilah satu
pertempuran yang dahsyat antara Enkidu dan Gilgamesh. Gilgamesh menang tetapi
tidak membunuh lawannya, tetapi merangkulnya. Enkidu menjadi temannya seumur
hidup.Mereka berperang bersama dan menentang tuntutan para dewa, terutama Dewi
Ishtar yang ingin menikah dengan Gilgamesh. Akibat hal tersebut,Enkidu dihukum
mati oleh para dewa dan Gilgamesh berkabung.
Cerita
Gilgamesh sudah beredar secara lisan kira-kira sejak tahun 3000
SM dan
ditemukan tulisannya tertanggal 650 SM dalam bentuk tanah liat.
Epik Gilgamesh
memberikan kita banyak informasi tentang budaya, perang
dan
kepercayaan dewa-dewi di Mesopotamia. Dalam Epik
Gilgamesh, dikatakan bahwa Gilgamesh telah memerintahkan pembangunan
tembok-tembok legendaris di Uruk. Sebuah versi lain menyatakan
bahwa menjelang akhir cerita, Gilgamesh berbual kepada Urshanabi sang
juru mudi bahwa dinding kota itu dibangun oleh tujuh orang bijak.
Dalam catatan sejarah, Sargon Agung mengklaim bahwa ia telah
menghancurkan dinding-dinding ini untuk membuktikan kekuatan militernya.
Para ahli percaya bahwa Epik Gilgamesh kemungkinan berkaitan dengan cerita
Alkitab tentang air bah yang disebutkan dalam Kitab Kejadian. Kepercayaan
suku Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal
di daerah Mesopotamia.
Langganan:
Postingan (Atom)