Translate

Sabtu, 26 Maret 2016

Peradaban Mesopotamia




Mesopotamia memiliki arti “diantara sungai-sungai” yakni sungai Eufrat dan Sungai Tigris.Peradaban pertama di dunia berkembang di Mesopotamia sekitar tahun 5000 SM. Selama 2000 tahun di situlah negara-negara yang paling berkuasa dan maju muncul. Mesopotamia memengaruhi negara-negaratetangga di seluruh Timur Tengah (Mesir dan Indus), tetapi sekitar tahun 500 SM, pada permulaaan zaman Romawi, kekuatan Mesopotamia mulai melemah dan runtuh total. Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris, di daerah yang kini menjadi Republik Irak. Mesopotamia, dalam bahasa Yunani berarti “daerah di antara sungai-sungai”. Aliran Sungai Eufrat dan Tigris berasal dari pegunungan utara Irak. Daerah di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya melengkung seperti bulan sabit sehingga sejarawan Amerika Serikat yaitu Breasted menyebut Mesopotamia“The Fertile Crescent Moon” yang artinya “Bulan Sabit Subur ”, SejarawanYunani Kuno yang bernama Heredotus menyebut Mesopotamia sebagai “Tanah surga yang cantik jelita”. Dampaknya dari kondisi geografis sedemikian rupa itu adalah menjadikan wilayah Mesopotamia sebagai wilayah yang subur dan mendukung bagi lahirnya peradaban. Ada beberapa suku yang menempati daerah subur Mesopotamia. Suku Ubaid merupakan suku pertama yang tinggal di Mesopotamia. Suku ini bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian dilakukan di daerah yang subur. Mereka menanam biji-bijian dengan memanfaatkan air sungai untuk irigasi.  Suku Sumeria merupakan suku yang ada setelah suku Ubaid punah. Suku ini bermata pencaharian sebagai petani, melanjutkan pertanian yang dilakukan suku Ubaid. Karena letaknya di dataran yang luas tanpa pertahanan alam yang memadai, maka Mesopotamia menjadi sasaran perebutan bagi bangsa-bangsa di sekitarnya untuk dapat mendiaminya. Sumeria berkuasa pada tahun 3000 – 2340 SM. Pada masa tersebut kelompok-kelompok besar penduduk desa mengubah cara hidup dan membangun kota-kota bertembok lumpur tanah liat. Kota-kota Sumeria banyak dibangun di antara kedua aliran sungai di Mesopotamia bagian Selatan karena merupakan daerah delta yang paling subur. Mula-mula daerah timur dan barat sungai berupa rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota-kota tertua bermunculan.

A.    Kota-kota yang Dibangun

Tiap kota merupakan sebuah negara disebut dengan negara kota  yang dipimpin oleh seorang raja, yang saling mendesak untuk berkuasa (Ur, Uruk, Nippur, Adab, Lagas, Kish). Jumlah populasi kota-kota tesebut lebih dari 10.000 penghuni. Kebanyakan penduduk bertani di luar kota dan hasil panen didistribusikan kepada penduduk-penduduk yang tidak bekerja sebagai petani yaitu pande,kontraktor, tukang kayu, pedagang, prajurit dan pendeta. Karena uang belum tersedia jadi pasar-pasar belum dibutuhkan. Tiap penduduk menerima makanan, pakaian dan barang lainnya sebagai gaji pekerjaan atau dengan cara melakukan barter.Hanya beberapa penduduk kaya yang memiliki rumah/istana yang luas, mayoritas penduduk memiliki pondok yang sangat sederhana tanpa sanitasi dan tanpa persediaan air minum.Selain mengembangkan kehidupannya dengan pertanian, suku Sumeria juga terampil membuat alat-alat tembikar. Perdagangan diawasi oleh para penguasa yang juga memandori proyek-proyek irigasi, penggalian kali, pembangunan bendungan dan waduk. Proyek-proyek tersebut sangat diperlukan agar hasil pertanian melimpah dan perumahan aman dari bencana banjir. Proyek-proyek tersebut dikerjakan oleh penduduk dengan kerja paksa.


     B.   Tulisan pada Peradaban Mesopotamia

Sekitar tahun 3400 SM ditemukan tulisan sederhana untuk menyimpan data-data  perdagangan. Tulisan itu disebut huruf paku (cuneiform). Huruf-huruf itu ditulis di atas papan tanah liat yang digores menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Sejak tahun 3000 SM huruf paku sudah digunakan untuk mencatat peristiwa-peristiwa sejarah, hasil panen, kepemilikan harta benda serta urusan perdagangan. Tulisan paku terus menerus berkembang dan menjadi lebih rumit. Ribuan obyek peningalan tulisan di atas papan tanah liat tersebut digali oleh para arkeolog kemudian diteliti supaya bisa dibaca. Tulisan-tulisan tersebut memberi peluang kepada kita untuk memahami banyak hal tentang kehidupan dan budaya pada masa lampau di Mesopotamia yang meliputi, karangan sastra, karangan ritual dan agama, serta  laporan sejarah.


      C.    Kepercayaan


Suku Sumeria memiliki kepercayaan animisme yang bersifat politeisme. Mereka menyembah banyak dewa. Salah satu dewa utama mereka adalah Marduk. Selain itu, ada dewa-dewa lain yang menguasai alam. Dewa-Dewi memiliki kekuasaan masing-masing terhadap satu unsur alam: hujan, petir, banjir, sungai, awan, ladang, kayu, bulan dan matahari. Dewa-dewa yang mereka sembah yakni Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu (Dewa langit), Sin (Dewa bulan), Samas (Dewa matahari), Ereskigal (Dewa kematian), Ra (Dewa seni).


      D.  Epik

Cerita epik terkenal di Mesopotamia adalah Gilgamesh. Cerita epik ini
menceritakan tentang seorang raja bernama Gilgamesh dari kota Uruk,
yang dianggap manusia setengah dewa. Bagi beberapa sejarawan Gilgamesh
merupakan tokoh bersejarah dan benar-benar nyata, pembangun dinasti di
kota Uruk. Sejarah zaman dulu sangat sulit dibedakan antara cerita dan fakta.
Gilgamesh adalah raja adil tetapi keras dan tegas. Ia suka berperang
menjajah banyak suku di daerah sekitar Mesopotamia dan pembangun
arsitektur. Dia menjadi raja setelah dunia dilanda banjir yang sangat dahsyat.
Dewa, bernama Anu, sangat membenci Gilgamesh dan menciptakan seorang
lelaki yang dibesarkan oleh binatang buas, namanya Enkidu. Tujuan dewa
Anu adalah membunuh raja Gilgamesh. Setelah Enkidu tiba di kota Uruk, terjadilah satu pertempuran yang dahsyat antara Enkidu dan Gilgamesh. Gilgamesh menang tetapi tidak membunuh lawannya, tetapi merangkulnya. Enkidu menjadi temannya seumur hidup.Mereka berperang bersama dan menentang tuntutan para dewa, terutama Dewi Ishtar yang ingin menikah dengan Gilgamesh. Akibat hal tersebut,Enkidu dihukum mati oleh para dewa dan Gilgamesh berkabung.
Cerita Gilgamesh sudah beredar secara lisan kira-kira sejak tahun 3000
SM dan ditemukan tulisannya tertanggal 650 SM dalam bentuk tanah liat.
Epik Gilgamesh memberikan kita banyak informasi tentang budaya, perang
dan kepercayaan dewa-dewi di Mesopotamia. Dalam Epik Gilgamesh, dikatakan bahwa Gilgamesh telah memerintahkan pembangunan tembok-tembok legendaris di Uruk. Sebuah versi lain menyatakan bahwa menjelang akhir cerita, Gilgamesh berbual kepada Urshanabi sang juru mudi bahwa dinding kota itu dibangun oleh tujuh orang bijak. Dalam catatan sejarah, Sargon Agung mengklaim bahwa ia telah menghancurkan dinding-dinding ini untuk membuktikan kekuatan militernya. Para ahli percaya bahwa Epik Gilgamesh kemungkinan berkaitan dengan cerita Alkitab tentang air bah yang disebutkan dalam Kitab Kejadian. Kepercayaan suku Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar