Herman Willem Daendels sebagai
Gubernur jenderal di Hindia Belanda mempunyai banyak peran di Hindia Belanda. Perlu
diketahui Daendels diberikan kewenangan
menjadi Gubernur Jenderal di Hindia oleh Raja Louis Napoleon (dalam Bahasa
Belanda : Lodewijk) yang pada saat itu Belanda berda di bawah kekuasaan
Perancis. Daenndels biasa dijuluki Napoleon dari Batavia, tak salah karena
memang Daendels merupakan murid sejati dari revolusi Perancis .Dalam revolusi
Perancis ia adalah saksi mata yang antusias dan keprihatinannya terhadap
pendidikan. Sebelumnya Daendels memang tak pernah sekalipun menjejaki kakinya
di Timur, namun Daendels mempunyai
banyak potensi untuk membersihkan Batavia pada masa kekuasaannya di Hindia.
Akhirnya pada
tanggal 1 Januari 1808, Daendels tiba di pelabuhan kecil dekat Banten.
Pada masa kepemimpinannya itu, perilaku Daendels membuat terkejut banyak orang
lama. Daendels mereorganisasi Dewan Hindia , berusaha memangkas korupsi,
membangun administrasi ,membangun jalan dan
benteng.Usaha-usaha yang dilakukan Daenndels mendatangkan banyak hasil
disamping mendatangkan kebencian besar pada banyak orang yang dirusak kepentinganya.Salah
satu tindakan itu adalah reformasi total administrasi. Sampai masa Daendels
semua wilayah Belanda sebelah timur Cirebon membentuk satu provinsi, provinsi Pantai Timur Laut
Jawa. Masing-masing provinsi tersebut dipimpin oleh seorang gudernur jenderal,
karenaberbagai tunjangan yag berakitan dengan kedudukannya, menikmati
penghasilan 100000 gulden pertahun,sementara kalau kita menerima perkataan
Daendels maka pemasukan pemerintah dari wilayah itu praktis nol. Dengan dekrit
18 Agustus 1808 provinsi itu dibagi ke dalam lima prefektorat dan 38 kabupaten.
Semua pejabat menerima pangkat militer dan gaji yang memadai. Hadiah suap dari
bupati-bupati Jawa, keuntungan istimewa
, semua penyalahgunaan itu harus dihentikan pada masa kekuasaan
Daendels.
Menurut Daendels dengan mengangkat
semua bupati menjadi para pejabat pemerintah Belanda, demi melindungi mereka
dari beban pemerasan dan perlakuan menghina dari ppihak pejabat Eropa. Namun
pada kenyataannya Sultan-sultan Cirebon diturunkan ke jabatan bupati , ini
merupakan degradasi yang layak mereka terima karena penindasan keji yang mereka lakukan, tetapi akhirnya hal ini
menimbulkan kekhawatiran di kalangan bangsawan-bangsawan Jawa.
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar