Translate

Selasa, 29 Maret 2016

· Herman Willem Daendels, Napoleon dari Batavia


Herman Willem Daendels sebagai Gubernur jenderal di Hindia Belanda mempunyai banyak peran di Hindia Belanda. Perlu diketahui  Daendels diberikan kewenangan menjadi Gubernur Jenderal di Hindia oleh Raja Louis Napoleon (dalam Bahasa Belanda : Lodewijk) yang pada saat itu Belanda berda di bawah kekuasaan Perancis. Daenndels biasa dijuluki Napoleon dari Batavia, tak salah karena memang Daendels merupakan murid sejati dari revolusi Perancis .Dalam revolusi Perancis ia adalah saksi mata yang antusias dan keprihatinannya terhadap pendidikan. Sebelumnya Daendels memang tak pernah sekalipun menjejaki kakinya di Timur,  namun Daendels mempunyai banyak potensi untuk membersihkan Batavia pada masa kekuasaannya di Hindia.
Akhirnya  pada  tanggal 1 Januari 1808, Daendels tiba di pelabuhan kecil dekat Banten. Pada masa kepemimpinannya itu, perilaku Daendels membuat terkejut banyak orang lama. Daendels mereorganisasi Dewan Hindia , berusaha memangkas korupsi, membangun administrasi ,membangun jalan dan  benteng.Usaha-usaha yang dilakukan Daenndels mendatangkan banyak hasil disamping mendatangkan kebencian besar pada banyak orang yang dirusak kepentinganya.Salah satu tindakan itu adalah reformasi total administrasi. Sampai masa Daendels semua wilayah Belanda sebelah timur Cirebon membentuk  satu provinsi, provinsi Pantai Timur Laut Jawa. Masing-masing provinsi tersebut dipimpin oleh seorang gudernur jenderal, karenaberbagai tunjangan yag berakitan dengan kedudukannya, menikmati penghasilan 100000 gulden pertahun,sementara kalau kita menerima perkataan Daendels maka pemasukan pemerintah dari wilayah itu praktis nol. Dengan dekrit 18 Agustus 1808 provinsi itu dibagi ke dalam lima prefektorat dan 38 kabupaten. Semua pejabat menerima pangkat militer dan gaji yang memadai. Hadiah suap dari bupati-bupati Jawa, keuntungan istimewa  , semua penyalahgunaan itu harus dihentikan pada masa kekuasaan Daendels.
Menurut Daendels dengan mengangkat semua bupati menjadi para pejabat pemerintah Belanda, demi melindungi mereka dari beban pemerasan dan perlakuan menghina dari ppihak pejabat Eropa. Namun pada kenyataannya Sultan-sultan Cirebon diturunkan ke jabatan bupati , ini merupakan degradasi yang layak mereka terima karena penindasan keji yang  mereka lakukan, tetapi akhirnya hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan bangsawan-bangsawan Jawa.
·         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar