Musik
Rock di Indonesia pernah dianggap sebagai unproductive labour dalam industri
rekaman di Indonesia. Hal ini terjadi pada era 1970-an, dan yang menyebabkan musik
rock mendapat sebutan demikian diantaranya adalah, dunia rekaman di indonesia
pada masa itu didominasi oleh musik beraliran pop.
Industri rekaman pada saat
itu menganggap bahwa musik rock dianggap sebagai minoritas dan memiliki peminat
yang sedikit, selain itu musik rock yang dinyanyikan di atas panggung
kebanyakan adalah lagu-lagu rock musisi barat sehingga kesempatan musik rock
lokal untuk rekaman semakin sempit dan
tidak diapresiasi . Industri musik atau perusahaan rekaman pada saat itu telah
terlanjur puas dengan musik pop yang sangat laku di pasaran. Produser musik
tentu memproduksi rekaman secara komersil, yang artinya musik yang diproduksi
haruslah yang sesuai dengan pertimbangan selera pasar atau masyarakat
kebanyakan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan rekaman.
Sedangkan musik rock pada saat itu enggan diproduksi, karena dianggap tidak
dapat menguntungkan perusahaan rekaman di Indonesia. Oleh karena itu, pada masa
itu musik rock dianggap sebagai unproductive labour.
Sumber :
Industri
Musik Indonesia : Suatu Sejarah, R.M. Mulyadi
Surabaya
Punya Cerita, Dahana Adi (hal 48-52)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar