Diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di kalangan masyarakat internasional. Dalam tulisan ini akan menjelaskan mengenai diplomasi budaya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk kepentingan nasionalnya. Tulisan ini menggunakan referensi yang dianggap relevan oleh penulis, salah satunya bersumber dari buku S.L Roy yang berjudul diplomasi.
Pengertian diplomasi di dalam The Chamber Twentieth Century Dictionary, adalah seni berunding khususnya tentang perjanjian diantara Negara-negara mengenai keahlian politik. Secara konvensional diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di kalangan masyarakat internasional. Sedangkan pengertian budaya atau kebudayaan adalah segala hasil dan upaya budidaya manusia terhadap lingkungan. Dengan demikian diplomasi budaya menurut K.M. Panikkar adalah usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, dan kesenian, ataupun secara makro sesuai dengan cirri-ciri khas yang utama, misalnya propaganda dan lain-lain, yang dalam pengertian konvensional dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi, ataupun militer. Beberapa litratu menyebunya dengan propaganda.
Diplomasi dilakukan untuk pengamanan kebebasan politik dan integritas territorial suatu Negara, hal ini biasanya dicapai dengan memperkuat hubungan dengan Negara sahabat, memelihara hubungan erat dengan Negara-negara sehaluan dan menetralisir Negara-negara yang memusuhi. Selain itu, tujuan pokok diplomasi adalah untuk mencegah Negara-negara lain bergabung melawan suatu Negara tertentu. Pada saat sekarang ini, Negara perlu untuk memobilisasi pendapat umum dunia ke pihaknya dan membenarkan tindakannya. Alasan inilah yang menyebabkan diplomasi kebudayaan dipilih sebagai salah satu sarana untuk memobilisasi pendapat umum tersebut. Imperialism kebudayaan adalah nemtuk upaya untuk menaklukkan dan menguasai jiwa manusia serta sebagai sebuah instrument untuk mengubah power antara dua Negara. Sarana diplomasi kebudayaan adalah segala macam alat komunikasi, baik media elektronik maupun media cetak, yang dianggap dapat menyampaikan isi atau misi politik luar negeri tertentu. Materi maupun isi dari diplomasi kebudayaan adalah teknologi, pertukaran ahli dan lain sebagainya. Milton C. Cummings menyatakan bahwa diplomasi budaya adalah sebuah pertukaran ide, informasi, nilai, system, tradisi, kepercayaan, dan aspek budaya lainnya dengan semangat pengertian bersama dan saling menghargai antar sesama.
Diplomasi budaya tergolong dalam bahasan soft power sebagai suatu kekuatan politik yang dipengaruhi budaya, nilai, ide sebagai sisi lain dari hard power yang menggunakan kekuatan militer. Terdapat tiga kriteria mengapa diplomasi budaya menjadi nilai penting dalam teori hubungan internasional. Pertama, untuk mengurangi intensitas kekuatan militer pasca perang dingin, budaya dipandang sebagai sebuah bentuk kekuatan baru dalam hubungan internasional. Kedua, setiap Negara bangsa juga harus membangun dasar dan batas jaringan nonsekuritas dalam hal mempertahankan identitas bangsa. Budaya yang terdiri dari berbagai aspek menjadi identitas suatu Negara di mata internasional. Ketiga, diplomasi budaya juga bisa menjadi alasan kuat dalam hal membentuk sebuah system internasional baru, baik berupa organisasi regional maupun global. Dalam konsep diplomasi dikenal adanya istilah first track diplomacy, second track diplomacy, third track diplomacy, dan multi-track diplomacy. Dalam hal ini, diplomasi kebudayaan termasuk dalam multi-track diplomacy.
Konsep mengenai multi-track diplomacy adalah sebuah ekspansi dari paradigma track one (government) dan track two (government) yang telah membentuk kajian bidang ini dalam beberapa decade terakhir. Setiap Negara pada saat ini berlomba-lomba untuk menjalankan multi-track diplomacy atau yang biasa disebut diplomasi total. Hal ini terlihat dengan keberadaan divisi diplomasi public hamper di seluruh departemen Luar Negeri di dunia serta semakin menonjolnya peran public dalam berdiplomasi.
Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah, individual, ataupun kolektif. Sehingga pola diplomasi kebudayaan antar bangsa bisa terjadi antar siapa saja sebagai actor atau pelakunya, karena sasaran diplomasi kebudayaan ini seluruh masyarakat suatu Negara, bukan hanya pemerintahnya saja. Tujuan utama dari diplomasi kebudayaan adalah untuk mempengaruhi pendapat umum masyarakat suatu Negara dalam upaya mendukung suatu kebijaksanaan politik luar negeri tertentu, untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Pola umum yang biasanya terjadi dalam hubungan diplomasi kebudayaan adalah antara masyarakat suatu Negara tertentu dengan masyarakat Negara lain. Namun demikian, pendapat umum yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mempengaruhi politik pemerintah dari masyarakat bersangkutan. Sasaran utama dari diplomasi kebudayaan adalah pendapat umum, baik dalam level nasional maupun internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar