Translate

Selasa, 29 Maret 2016

Van Den Bosch dan Cultuurstelsel


             Kekosongan kas Belanda pasca perang Napoleon membuat pemerintah bersikeras untuk mengisi kembali kas Negara dan mencicil hutang Belanda yang membumbung tinggi. Berbagai usulan ditampung untuk mendapatkan cara yang tepat bagi kondisi yang menghimpit tersebut dan berusaha mengeksploitasi keuntungan besar yang didapat dari Negara jajahan yang beriklim tropis ini.  Salah satunya seorang bernama  Johannes Van den Bosch menyampaikan kepada ratu Belanda ususlan-usulan yang nanti disebut sebagai Cultuurstelsel. Pada akhirnya Van den Bosch dipercaya memegang jabatan sebagai gubernur jenderal di Jawa dan tiba di Jawa tahun 1830, karena pada waktu itu juga Van Den Bosch telah berhasil meyakinkan rajanya  bahwa Cultuurstelsel merupakan cara yang tepat dengan meningkatkan produksi tanaman ekspor di  Jawa hingga 20 juta  gulden setiap tahunnya.Pemikiran Van Den Bosch mengenai Cultuurstelsel didasarkan oleh suatu prisip umum yang sederhana. Setiap Desa-desa di Jawa berhutang pajak tanah (landrent) kepada pemerintah , yang biasanya diperhitungkan sebesar 40% dari hasil panen utama desa itu. Rencana Van Den Bosch ialah bahwa setiap desa harus menyisihkan  sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor( kopi,tebu, nila) untuk dijual kepada pemerintah colonial dengan harga yang sudah ditentukan. Dengan begitu , desa mampu melunasi hutang pajak tanahnya.




           Menurut teori sistem, Cultuurstelsel membawa keuntungan bagi setiap pihak. Desa masih memiliki tanah yang lebih luas untuk kegunaannya sendiri dan akan mendapat keuntungan dalam bentuk tunai. Namun, konsep yqang dikatakan bahwa semua pihak akan memperoleh keuntugan dari system ini berubah menjadi bagian dari kisah pemerasan yang besar dalam sejarah penjajahan.  Dengan semakin meningkatnay pembayaran pemerintah untuk hasil-hasil bumi, maka para pejabat memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk menaikkan taksiran pajak tanah, sehingga sebagian besar kelebihan pembayaran komoditas kembali ke tangan pemerintah lagi . 

· Herman Willem Daendels, Napoleon dari Batavia


Herman Willem Daendels sebagai Gubernur jenderal di Hindia Belanda mempunyai banyak peran di Hindia Belanda. Perlu diketahui  Daendels diberikan kewenangan menjadi Gubernur Jenderal di Hindia oleh Raja Louis Napoleon (dalam Bahasa Belanda : Lodewijk) yang pada saat itu Belanda berda di bawah kekuasaan Perancis. Daenndels biasa dijuluki Napoleon dari Batavia, tak salah karena memang Daendels merupakan murid sejati dari revolusi Perancis .Dalam revolusi Perancis ia adalah saksi mata yang antusias dan keprihatinannya terhadap pendidikan. Sebelumnya Daendels memang tak pernah sekalipun menjejaki kakinya di Timur,  namun Daendels mempunyai banyak potensi untuk membersihkan Batavia pada masa kekuasaannya di Hindia.
Akhirnya  pada  tanggal 1 Januari 1808, Daendels tiba di pelabuhan kecil dekat Banten. Pada masa kepemimpinannya itu, perilaku Daendels membuat terkejut banyak orang lama. Daendels mereorganisasi Dewan Hindia , berusaha memangkas korupsi, membangun administrasi ,membangun jalan dan  benteng.Usaha-usaha yang dilakukan Daenndels mendatangkan banyak hasil disamping mendatangkan kebencian besar pada banyak orang yang dirusak kepentinganya.Salah satu tindakan itu adalah reformasi total administrasi. Sampai masa Daendels semua wilayah Belanda sebelah timur Cirebon membentuk  satu provinsi, provinsi Pantai Timur Laut Jawa. Masing-masing provinsi tersebut dipimpin oleh seorang gudernur jenderal, karenaberbagai tunjangan yag berakitan dengan kedudukannya, menikmati penghasilan 100000 gulden pertahun,sementara kalau kita menerima perkataan Daendels maka pemasukan pemerintah dari wilayah itu praktis nol. Dengan dekrit 18 Agustus 1808 provinsi itu dibagi ke dalam lima prefektorat dan 38 kabupaten. Semua pejabat menerima pangkat militer dan gaji yang memadai. Hadiah suap dari bupati-bupati Jawa, keuntungan istimewa  , semua penyalahgunaan itu harus dihentikan pada masa kekuasaan Daendels.
Menurut Daendels dengan mengangkat semua bupati menjadi para pejabat pemerintah Belanda, demi melindungi mereka dari beban pemerasan dan perlakuan menghina dari ppihak pejabat Eropa. Namun pada kenyataannya Sultan-sultan Cirebon diturunkan ke jabatan bupati , ini merupakan degradasi yang layak mereka terima karena penindasan keji yang  mereka lakukan, tetapi akhirnya hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan bangsawan-bangsawan Jawa.
·         

Sekilas Mengenai Diplomasi


            Diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di kalangan masyarakat internasional. Dalam tulisan ini akan menjelaskan mengenai diplomasi budaya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk kepentingan nasionalnya. Tulisan ini menggunakan referensi yang dianggap relevan oleh penulis, salah satunya bersumber dari buku S.L Roy yang berjudul diplomasi.
            Pengertian diplomasi di dalam The Chamber Twentieth Century Dictionary, adalah seni berunding khususnya tentang perjanjian diantara Negara-negara mengenai keahlian politik. Secara konvensional diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya di kalangan masyarakat internasional. Sedangkan pengertian budaya atau kebudayaan adalah segala hasil dan upaya budidaya manusia terhadap lingkungan. Dengan demikian diplomasi budaya menurut K.M. Panikkar adalah usaha suatu Negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, dan kesenian, ataupun secara makro sesuai dengan cirri-ciri khas yang utama, misalnya propaganda dan lain-lain, yang dalam pengertian konvensional dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi, ataupun militer. Beberapa litratu menyebunya dengan propaganda.
            Diplomasi dilakukan untuk pengamanan kebebasan politik dan integritas territorial suatu Negara, hal ini biasanya dicapai dengan memperkuat hubungan dengan Negara sahabat, memelihara hubungan erat dengan Negara-negara sehaluan dan menetralisir Negara-negara yang memusuhi. Selain itu, tujuan pokok diplomasi adalah untuk mencegah Negara-negara lain bergabung melawan suatu Negara tertentu. Pada saat sekarang ini, Negara perlu untuk memobilisasi pendapat umum dunia ke pihaknya dan membenarkan tindakannya. Alasan inilah yang menyebabkan diplomasi kebudayaan dipilih sebagai salah satu sarana untuk memobilisasi pendapat umum tersebut. Imperialism kebudayaan adalah nemtuk upaya untuk menaklukkan dan menguasai jiwa manusia serta sebagai sebuah instrument untuk mengubah power antara dua Negara. Sarana diplomasi kebudayaan adalah segala macam alat komunikasi, baik media elektronik maupun media cetak, yang dianggap dapat menyampaikan isi atau misi politik luar negeri tertentu. Materi maupun isi dari diplomasi kebudayaan adalah teknologi, pertukaran ahli dan lain sebagainya. Milton C. Cummings menyatakan bahwa diplomasi budaya adalah sebuah pertukaran ide, informasi, nilai, system, tradisi, kepercayaan, dan aspek budaya lainnya dengan semangat pengertian bersama dan saling menghargai antar sesama.
Diplomasi budaya tergolong dalam bahasan soft power sebagai suatu kekuatan politik yang dipengaruhi budaya, nilai, ide sebagai sisi lain dari hard power yang menggunakan kekuatan militer. Terdapat tiga kriteria mengapa diplomasi budaya menjadi nilai penting dalam teori hubungan internasional. Pertama, untuk mengurangi intensitas kekuatan militer pasca perang dingin, budaya dipandang sebagai sebuah bentuk kekuatan baru dalam hubungan internasional. Kedua, setiap Negara bangsa juga harus membangun dasar dan batas jaringan nonsekuritas dalam hal mempertahankan identitas bangsa. Budaya yang terdiri dari berbagai aspek menjadi identitas suatu Negara di mata internasional. Ketiga, diplomasi budaya juga bisa menjadi alasan kuat dalam hal membentuk sebuah system internasional baru, baik berupa organisasi regional maupun global. Dalam konsep diplomasi dikenal adanya istilah first track diplomacy, second track diplomacy, third track diplomacy, dan multi-track diplomacy. Dalam hal ini, diplomasi kebudayaan termasuk dalam multi-track diplomacy.
            Konsep mengenai multi-track diplomacy adalah sebuah ekspansi dari paradigma track one (government) dan track two (government) yang telah membentuk kajian bidang ini dalam beberapa decade terakhir. Setiap Negara pada saat ini berlomba-lomba untuk menjalankan multi-track diplomacy atau yang biasa disebut diplomasi total. Hal ini terlihat dengan keberadaan divisi diplomasi public hamper di seluruh departemen Luar Negeri di dunia serta semakin menonjolnya peran public dalam berdiplomasi. 

            Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah, individual, ataupun kolektif. Sehingga pola diplomasi kebudayaan antar bangsa bisa terjadi antar siapa saja sebagai actor atau pelakunya, karena sasaran diplomasi kebudayaan ini seluruh masyarakat suatu Negara, bukan hanya pemerintahnya saja. Tujuan utama dari diplomasi kebudayaan adalah untuk mempengaruhi pendapat umum masyarakat suatu Negara dalam upaya mendukung suatu kebijaksanaan politik luar negeri tertentu, untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Pola umum yang biasanya terjadi dalam hubungan diplomasi kebudayaan adalah antara masyarakat suatu Negara tertentu dengan masyarakat Negara lain. Namun demikian, pendapat umum yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mempengaruhi politik pemerintah dari masyarakat bersangkutan. Sasaran utama dari diplomasi kebudayaan adalah pendapat umum, baik dalam level nasional maupun internasional. 

Pentingnya Industri Musik bagi Amerika, dan Hubungan Indonesia dengan Amerika

      Industri musik bagi Amerika sangatlah penting, karena industri musik memegang peranan penting bagi kebudayaan di amerika sejak dulu. Unsur multikultural dalam masyarakat di Amerika memberi sumbangan besar bagi industri musik dengan beragam gaya aliran musiknya, seperti jazz, blues, rock, reggae. Dengan hal itu, industri musik Amerika  adalah alat diplomasi budaya yang mengekspos dan mempromosikan budayanya lewat musik. Selain itu industri Amerika merupakan industri musik terbesar kedua di dunia. Lalu hubungannya dengan Indonesia, Amerika sejak dulu merupakan kiblat bagi banyak negara dalam bidang musik termasuk Indonesia yang menjadikan Amerika sebagai barometer bagi industri musiknya. Industri musik di Indonesia khususny sejak zaman orde baru sangat didominasi dengan gaya musik barat atau dari Amerika.
Sumber :
Hits Maker: Pnduan Menjadi Produsen Rekaman Jempolan, Sendjaja Widjaja, hal: 23
Kemudian mengenai hubungan antara Indonesia dengan Amerika adalah hubungan diplomasi diantara keduanya bersifat fluktuatif dari masa ke masa, hal ini sangat ditentukan pada pemimpin negara pada saat itu. Sejatinya Amerika dan Indonesia adalah dua negara yang sanagt saling membutuhkan.namun, hubungan tersebut mengalami pasang suru. Pada masa orde lama di bawah pimpinan Soekarno Indonesia diarahkan untuk menjadi negara yang anti-Amerika, sperti yang dikutip pada pidato Soekarno “ Amerika disetrika!” saat Amerika dan negara barat lainnya memprotes kebijakan yang dibuat oleh Bung karno. Selain itu Amerika menganggap Presiden soekarno cenderung berpihak pada komunis yang merupakan musuh utama paham liberal yang dianut Amerika. Lalu  banyak hal-hal yang berbau Amerika atau negara barat yang dicap sebagai pendukung Belanda saat itu sangat dilarang masuk ke Indonesia, khususnya dalam hal kebudayaan, sperti musik misalnya, film atau fashion. Saat itu, Soekarno mengeksplorasi kebudayaan asli Indonesia dan menutup diri dari blok barat, termasuk Amerika, hal ini tercermin dalam berbagi peraturan yang berlaku pada saat itu seperti dilarangnya menyanyikan musik rock, dilarangnya menyanyikan lagu berbahasa Inggris, atau pelarangan celata ketat dan rambut panjang pnda saat itu, dsb. Dapat dikatakan hubungan diplomasi Indonesia dengan amerika terbilang buruk pada masa itu, karena Amerika yang menganggap dirinya sebagi negara adidaya mersa ditantang oleh presiden Soekarno, dan merasa diremehkan. Akan tetapi, cukup banyak juga momen-momen dimana hubungan anatara keduanya baik, misalnya Amerika saat menjadi penengah bagi konflik antara Indonesia dengan Belanda pasca kemerdekaan, berbagai perjanjian, perundingan untuk mempertahankan kemerdekaan, dan terakhir Indonesia mendapatkan bantuan dari Amerika atas konflik perebutan Irian Barat antara Indonesia dengan Belanda.
Beda hal lagi saat masa pemerintahan Indonesia bergulir ke masa orde baru di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Pada masa itu presiden Soeharto sangat membuka diri kepada Amerika, hal ini terkait Indonesia memiliki banyak konflik yang membutuhkan bantuan dari negara adidaya tersebut. Diantaranya Amerika dianggap sebagai negara yang dapat mengamankan stabilitas ekonomi dan perthanan di Indonesia, selian itu pun Amerika menganggap Soeharto anti-komunis sehingga Indonesia dapat lebih dekat dengan Amerika. Jadi, hubungan Indonesia dengan Amerika terbilang baik. Hal ini tercermin dalam berbagai peristiwa dan keadaan pada saat itu, seperti investor asing barat dan Amerika yang banyak berinvestasi di Indonesia,berbagi industrei asing dalam berbagai bidang industri mulai didirikan, selain itu dalam hal kebudayaan sperti musik ,gaya ber pakaian, film ds. diperbolehkan, bahkan dipopulerkan pada masa orde baru berjalan. Walaupun sempat terjadi beberapa kesenjangan diantara keduanya. Dan berakhirnya masa pemerintahan Soeharto, diakibatkan juga karena nilai tukar dollar terhadap rupiah yang melonjak drastis yang menyebabkan krisis moneter, hal yang juga menjadikan kerapuhan hubungan antara keduanya. Kemudian saat reformasi tiba presiden B.J. Habibie memimpin, hubungan antara Indonesia dengan Amerika surut kembali, karena Indonesia dianggap melanggar Hak Asasi Manusia  pada peristiwa penembakan di Timor Timur. Lalu, saat pemerintahan berganti setahun setelah BJ Habibie memimpin, hubungan diantara Indonesia dengan Amerika kembali terjalin saat Presiden Bush mendeklarasikan untuk memerangi terorisme  yang terjadi setelah dibomnya gedung WTC,  dan terjadinya berbagai bentuk terorisme di Indonesia sperti bom Bali, JW Marriot yang diklaim dilakukan oleh pelaku dari kelompok yang sama, yakni AlQaeda, kerjasama antar Indonesia dengan Amerika terjalin di bawah kepemimpinan Megawati, meskipun Megawati tidak terlalu terbuka pada pihak Amerika. Selanjutnya masa pemerintahan Susilo Bambang  Yudhoyono hubungan Indonesia dengan Amerika terjalin dengan baik diantaranya saat kedua prediden Barrack Obama dengan SBY menandatangani Comprehensive Partnership Agreement(CPA), yaitu perjanjian yang meliputi kerjasama dalam bidang perdagangan, pendidikan, energi, lingkungan, keamanan,demokrasi dan masyarakan sipil. Apalagi, presiden Amerika tersebut memiliki pengalaman pribadinya di Indonesia yang semakin membuat suasana akrab antara kedua negara tersebut. Begitupun dalam kebudayaan, musik, film dan gaya berpakain ala Amerika dan artis-artis Amerika semakin akrab di Indonesia. Hal inipun  yang mencerminkan kedekatan hubungan Indonesia dengan Amerika sampai sekarang ini.

Musik Rock di Indonesia Sempat disebut Unproductive Labour

       Musik Rock di Indonesia pernah dianggap sebagai unproductive labour dalam industri rekaman di Indonesia. Hal ini terjadi pada era 1970-an, dan yang menyebabkan musik rock mendapat sebutan demikian diantaranya adalah, dunia rekaman di indonesia pada masa itu didominasi oleh musik beraliran pop. 



    Industri rekaman pada saat itu menganggap bahwa musik rock dianggap sebagai minoritas dan memiliki peminat yang sedikit, selain itu musik rock yang dinyanyikan di atas panggung kebanyakan adalah lagu-lagu rock musisi barat sehingga kesempatan musik rock lokal  untuk rekaman semakin sempit dan tidak diapresiasi . Industri musik atau perusahaan rekaman pada saat itu telah terlanjur puas dengan musik pop yang sangat laku di pasaran. Produser musik tentu memproduksi rekaman secara komersil, yang artinya musik yang diproduksi haruslah yang sesuai dengan pertimbangan selera pasar atau masyarakat kebanyakan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan rekaman. Sedangkan musik rock pada saat itu enggan diproduksi, karena dianggap tidak dapat menguntungkan perusahaan rekaman di Indonesia. Oleh karena itu, pada masa itu musik rock dianggap sebagai unproductive labour.


Sumber :
Industri Musik Indonesia : Suatu Sejarah, R.M. Mulyadi

Surabaya Punya Cerita, Dahana Adi (hal 48-52)

Senin, 28 Maret 2016

Sifat Sejarah

I. Sejarah Bersifat Diakronis
Diakronis berarti memanjang dalam waktu, seperti yang diungkapkan oleh John Galtung dalam Theory and Method of Sosial Research. Hal yang sering dilupakan dalam pengertian umum bahwa sejarah merupakan suatu proses atau perkembangan. Menurut Galtung Sejarah adalah ilmu yang bersifat diakronis (diachronic) artinya dalam bahasa latin (dia : melalui) dan (chronicus : waktu). Sejarah disebut ilmu yang diakronis karena meneliti gejala dan peristiwa yang berjalan di dalam kurun waktu atau istilahnya memanjang dalam waktu. Jika ada suatu peritiwa yang terjadi maka waktulah yang menjadi rel sebagai tempat berjalannya peristiwa tersebut. Maka penelitian sejarah pun ditentukan dengan arah yang disebut waktu. Dari sinilah kita dapat membedakan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lainnya yang bersifat sinkronis yang berarti meluas dalam ruang, atau tidak terikat dengan waktu. dapat disimpulkan bahwa ilmu sejarah memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu lainnya meluas dalam ruang dalam waktu yang terbatas.



II. Sejarah Menuturkan Gejala Tunggal
Sejarah adalah sebuah penceritaan, atau bercerita tentang suatu peristiwa, dan sejarah juga memiliki eksplanasi atau penjelasan. Dalam penceritaaan Sejarah menuturkan gejala tunggal (ideographic, singularizing). Sejarah menuturkan suatu objek atau ide dan mengangkatnya sebagai gejala tunggal

II. Sejarah Berusaha Objektif
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa silam, yang tak mungkin direkonstruksi secara utuh pada waktu yang lain. Artinya dalam penelitian dan historiografi, sumber yang dikumpulkan untuk menghasilkan karya sejarah seringkali ditemukan unsur-unsur subjektif, apalagi jika peristiwa yang menjadi objek kajian sudah lama terjadi. Sebenarnya subjektifitas adalah suatu kebutuhan dalam setiap langkah penelitian dan penulisan sejarah, oleh sebab itu keterlibatan perspektif dalam pembuat dokumen atau sumber dalam interpretasinya tidak dapat dilepaskan, tak terkecuali bagi kita yang meneliti tak akan bisa suatu historiografi murni dari  subjektifitas. Oleh karena itu sejarah hanya dapat berusaha seobjektif mungkin dalam penulisannya, karena subjektifitas ada pada si pembuat sumber dan kita sendiri sebagai penulisnya.
Subjetif dalam penelitian sejarah dapat berupa prasangka atau pertimbangan-pertimbangan tentang bagaimana suatu peristiwa di masa silam dapat terjadi, dan karenanya bisa kemungkinan benar atau berat sebelah. Jadi sejarah hanya bisa berusaha objektif terhadap suatu peristiwa dan dalam menerangkan semua kebenarannya.

Sources :
Kntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Sejarah dan Psikologi

I. Sejarah dan pengkajiannya menekuni kelakuan manusia, karena pada pengertiannya sejarah merupakan peristiwa yang diakibatkan oleh perilaku manusia, dan tentu saja perilaku manusia dan tindakannya tersebut merupakan hal yang dihasilkan dari suatu kondisi psikologis manusia (pelaku sejarah). Cara manusia itu berkelakuan  sebagian besar diteliti oleh ahli psikologi. maka dari itu , pengetahuan psikologi bagi para sejarawan.
Adapun arti psikologi bagi pengkajian sejarah dibagi menjadi dua cabang :


  1. Ilmu psikologis dapat membantu untuk memahami kelakuan kolektif (kelompok-kelompok) pada masa silam yang menjadi penelitian. dalam kasus ini sering dipergunakan istilah sejarah mentalitas.
  2. Ilmu Psikologi dapat membantu memahami dan menerangkan kelakuan personal (individu).
(Ankersmit, dalam Refleksi Tentang Sejarah/Pendapat-pendapat Modern Tentang Filsafat Sejarah : 1987 : 256)

II. Interpretasi Psikologis Dalam Penelitian Sejarah
Interpretasi Psikologis terhadap sebuah dokumen atau sebuah sumber penulisan sejarah, adalah bagaimana membaca sumber tersebut melalui kacamata si pembuat dokumen, untuk meperoleh titik pandangnya(perspektif). Interpretasi semacam ini berhadapan dengan kehidupan pembuat sumber dokumen tersebut secara mentalitas baik secara individualnya dan generalnya (lingkungan yang membesarkannya).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis dalam diri seseorang, yaitu :


  • Asal-usul (lingkungan, tempat hidup, pengalaman pribadi).
  • Pembentukan kultural
  • Karakter seseorang
  • Tujuan penulis atau si pembuat sumber
(Nina, dalam Metode Sejarah, 2011 :47-50)



Minggu, 27 Maret 2016

Peradaban Mesir Kuno


a)      Faktor yang Mendukung Peradaban Mesir Kuno
Kelahiran peradaban Mesir Kuno didukung oleh aliran Sungani Nil, Peradaban Mesir kuno berada di Afrika bagian Utara, yang sampai saat ini masih termasuk ke dalam kategori Timur Tengah secara politik.

Perkembangan peradaban Mesir Kuno bergantung pada Sungai Nil. Banjir tahunan menjamin hasil panen yang berlimpah tahun demi tahun, dan daerah sepanjang aliran sungai dari utara ke selatan adalah pusat kerajaannya. Selama 3000 tahun, perkembangan budaya masyarakat di bidang seni, arsitektur dan pemerintahan memiliki pola yang sama. Kenyataan ini mencerminkan stabilitas politik dan budayadi bawah pemerintahan para firaun. Mesir Kuno adalah peradaban yang tumbuh subur dari hulu Sungai Nil sampai wilayah deltanya di Laut Tengah.
Peradaban Mesir Kuno bertahan lebih dari 3000 tahun sehingga peradaban Mesir Kuno disebut sebagai peradaban kuno terlama di dunia, dari sekitar tahun 3300 SM sampai 30 SM. Aliran Sungai Nil yang membentuk pusat peradaban Mesir Kuno dimulaidari tanah tinggi Afrika Timur (Kini: Etiopia, Uganda, Kenya) mengalir ke utara melewati sepanjang apa yang kini disebut Sudan dan Mesir yang panjangnya lebih dari 5000 km. Karena Sungai Nil mulai dari pegunungan setinggi 2500 m, banyak ditemukan air terjun (river cataracts) yang sangat curam.
Sebelum tahun 6000 SM Afrika Utara sebetulnya merupakan daerah bermusim hujan, dan Sahara merupakan tempat yang subur. Sahara pada tahun 6000 SM menghasilkan pangan pertanian. Sekitar tahun 4000 SM iklim mulai berubah: lebih kering karena jauh lebih sedikit hujan. Akibat perubahan iklim ini banyak nomaden bermigrasi ke daerah tepi bagian timur Sungai Nil.
Dari daerah utara yang kini disebut wilayah Kota Cairo, cabang-cabang aliran Sungai Nil membentuk delta lebar, sampai ke Laut Tengah. Oleh karena hujan musiman di Afrika, setiap tahun aliran Sungai Nil membanjiri tepi sungai. Ketika luapan air menyusut, tanah tersebut menjadi subur karena humus yang dibawa oleh aliran sungai. Sama seperti di Mesopotamia, daratan sungai Nil juga membutuhkan pengelolaan yang cermat. Efek peristiwa alami ini memungkinkan orang Mesir Kuno mengembangkan suatu perekonomian yang berdasar pada hasil pertanian.
Ketika para petani telah mempunyai surplus pangan dan waktu luang barulah mereka mulai bertahap-tahap membentuk kebudayaan: perdagangan, administrasi, seni, arsitektur, dll. Selain sebagai sumber air bagi pertanian, Sungai Nil juga digunakan sebagai jalan raya air untuk transportasi (barang dan manusia).
Ada beberapa faktor alam lain yang menjadikan Mesir sebagai peradaban besar. Kebanyakan daerah Mesir beriklim tropis, ini dapat dilihat dari lamanya cahaya matahari bersinar. Mesir memiliki musim panas lebih lama dibandingkan musim dingin, dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada musim panas dan sekitar 10 jam per hari pada musim dingin. Selain itu, wilayah Mesir juga memiliki penghalang alami yang menyediakan perlindungan dari orang luar. Gurun (di sebelah barat dan timur), laut (di sebelah utara), dan bagian Sungai Nil yang deras atau air terjun (di selatan) dapat mempersulit serangan musuh. Menurut catatan dan dokumen yang ditemukan oleh para arkeolog, orang Mesir menyebut negeri mereka Kemet, yang berarti “Daratan Hitam” yang mengacu pada tanah gelap yang merupakan lahan subur yang tersisa setelah luapan Sungai Nil. Mereka juga menggunakan istilah lain, Deshret, atau “Daratan merah,” yang mengacu pada gurun yang terbakar di bawah terik matahari. Panas lebih lama dibandingkan musim dingin, dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada musim panas dan sekitar 10 jam per hari pada musim  dingin.
Selain itu, wilayah Mesir juga memiliki penghalang alami yang menyediakan perlindungan dari orang luar. Gurun (di sebelah barat dan timur), laut (di sebelah utara), dan bagian Sungai Nil yang deras atau air terjun (di selatan) dapat mempersulit serangan musuh. Menurut catatan dan dokumen yang ditemukan oleh para arkeolog, orang Mesir menyebut negeri mereka Kemet, yang berarti "Daratan Hitam" yang mengacu pada tanah berwarna gelap yang merupakan tanah subur  sisa dari luapan sungai Nil.
Sekitar tahun 3500 SM mulai dibangun pemukiman dan kota-kota kecil di daerah Mesir Utara dan Selatan. Pada awalnya perkembangan peradaban
di tepi Sungai Nil sudah terjadi di dua bagian. Dua bagian ini disebut Mesir Bawah (Lower Egypt), merupakan hilir Sungai Nil, yang terletak di
Utara dekat Laut Tengah dan B) Mesir Atas (Upper Egypt) yang terletak di
Selatan lebih dekat hulu Sungai Nil. Salah satu kota pertama di Mesir bernama Hierakonpolis, bertempat di tepi barat Sungai Nil antara Luxor dan Aswan dan telah menjadi suatu lokasi kebudayaan sebelum firaun berkuasa. Di Hierakonpolis orang Mesir Kuno juga sudah membuat lembaran seperti kertas dari daun papirus. Setelah daun papirus dikeringkan, di atasnya mereka dapat menggambar dan menulis huruf hieroglif.

Kata hieroglif datang dari istilah orang Yunani, hiero-glyphikos, yang artinya  “ukiran sakral.” Dalam kaitannya dengan ini disebut glyphs, mula-mula digunakan untuk menunjuk pada objek dan konsep. Akhirnya simbol-simbol
itu merepresentasikan bunyi-bunyi awal. Bentuk-bentuk hieroglif berupa gambar benda yang ada di lingkungan orang Mesir. Beberapa contoh paling awal tentang tulisan di Mesir digunakan sebagai alat untuk menamai dan juga menjumlahkan benda tertentu.

b)   Periode Sejarah Mesir


Masyarakat Mesir diperintah oleh raja yang disebut firaun. Para firaun dianggap merupakan anak Dewa Matahari yang disebut ‘Ra’, dan oleh karena itu mereka memiliki kekuasaan yang mutlak. Di Mesir, para firaun membentuk sebuah dinasti. Istilah ‘firaun’ dalam bahasa Mesir berarti rumah besar, mula-mula digunakan oleh orang Mesir Kuno untuk menyebut istana kerajaan mereka. Sejak Dinasti ke-18 (1550-1307 SM) nama ini digunakan sebagai nama panggilan untuk raja. Nama firaun sebagai panggillan raja, digunakan sampai
sekarang untuk menyebut nama seluruh raja baik dari kerajaan baru (New Kingdom), maupun kerajaan tua (Old Kingdom). Pemerintahan para firaun bersifat feodal. Masyarakat distratifikasi. Firaun dan keluarganya berkuasa mutlak. Di bawah jabatan firaun ada kasta pendeta, kasta militer, kasta pejabat-pejabat pemerintahan, kasta
para seniman, kasta para petani, dan kasta para budak (berasal dari wilayah di luar kerajaan Mesir yang dijajah oleh firaun). Banyak rakyat tertekan, dipungut pajak dari hasil panen dan distribusi pangan dilakukan oleh pejabat dan penguasa. Sistem kerja paksa juga diterapkan terutama dalam membangun piramida dan proyek irigasi. Sejarah Mesir membuktikan bahwa sering terjadi perebutan kedaulatan, penyatuan, dan perpecahan. Hal ini disebabkan karena sering terjadi perang saudara dalam keluarga firaun dan pemberontakan antara dua bagian negara yaitu Mesir Bawah dan Mesir Atas. Dari 2920 SM sampai 30 SM tercatat 27 dinasti sebagai penguasa Mesir. Sejarawan mengelompokan sejarah Mesir Kuno berdasarkan beberapa periode: Periode Dinasti Awal, Kerajaan Tua, Periode Peralihan Pertama, Kerajaan Tengah, Periode Peralihan Kedua, Kerajaan Baru, Periode Peralihan Ketiga, dan Periode Akhir.

c)                 Penyatuan dan Periode Dinasti Awal
Sebelum tahun 3000 SM kerajaan pertama muncul di Mesir Atas. Salah satu raja Mesir Atas yang paling terkenal adalah Narmer. Pada tahun 3000 SM ia menyatukan dua bagian Mesir setalah Mesir Bawah dikalahkan terlebih dahulu. Dia mendirikan ibu kota kerajaan di Memphis yang secara strategis ditempatkan di antara dua bagian Mesir. Pada saat raja-raja keturunan Narmer berkuasa mulai dikembangkan suatu sistem pemerintahan yang kuat.
d)                Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Pada 2575 SM – 2465 SM, selama pemerintahan dinasti keempat,kekuatan kerajaan meningkat dramatis. Mereka mulai melakukan perluasan wilayah dan penjajahan. Sudah ada bukti bahwa Mesir melakukan hubungan dengan Mesopotamia (utusan-utusan dan kiriman dan pernikahan sebagai alat berpolitik). Dengan kekuatan kerajaan yang meningkat tentunya lebih mudah membuat suatu proyek besar-besaran.  Bukti-bukti yang menguatkan bahwa pada dinasti keempat Mesir mengalami peningkatan yang dramatis adalah dibangunnya monumen pemakaman di Saqqarah dengan baik (piramida pertama).
e)                 Piramida Mesir, Mumi, dan Kepercayaan
Piramida adalah monumen yang terkenal di Mesir Kuno. Piramida telah dibangun oleh para raja Mesir pada zaman Kerajaan Tua dan Kerajaan Tengah sebagai simbol kerajaan yang megah. Piramida telah dibangun pada masa 2700 SM. Pembangunan piramida mencapai puncaknya di bawah firaun dinasti ketiga sampai dinasti keenam
(2686 SM-2345 SM).
Piramida terdiri atas susunan batu raksasa (sampai 15.000 kg per batu) yang harus dibawa dari jauh. Pembangunan piramida memerlukan banyak tenaga (ahli ba-ngunan, pemahat, pelukis, arsitek dan budak). Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Khufu yang dikerjakan oleh 20.000 pe-kerja selama puluhan tahun. Piramida Khufu terbentuk dari 2 juta batu (masing-masing beratnya 15.000 kg). Memang sulit diketahui bagaimana  cara pembangunan piramida-piramida. Tentu saja pekerjaan ini amat berat dan membawa penderitaan bagi rakyat Mesir. Piramida berfungsi sebagai kuburan raja Mesir yang sangat megah, mewah, mahal dan rumit secara ilmu arsitektur. Sekitar 400 piramida sudah ditemukan. Pada zaman ketika pembangunan piramida-piramida, logam perak dan emas sudah dapat dicairkan (Zaman Logam). Emas dan perak tersebut diolah menjadi perhiasan-perhiasan serta patung-patung. Di dalam piramida berisi banyak perhiasan dan patung-patung dari emas, perak, dan permata sehingga menjadi incaran para perampok dan para penjajah. Biasanya para firaun dan keluarganya sudah mulai membangun piramida mereka pada saat mereka sudah dewasa. Semua dinding dihias dengan gambar dan tulisan yang mengaggung-agungkan diri mereka sendiri. Bentuk piramida yang melancip melambangkan sinar matahari yang menyorot, sehingga firaun yang dikubur di sana dipercaya dapat naik ke surga.Kompleks pekuburan besar ini menyediakan sangat banyak informasi tentang masyarakat dan kebudayaan Mesir Kuno. Imhotep, arsiteknya Djoser, raja kedua dinasti ketiga, membangun apa yang menjadi bangunan batu besar pertama yang sekarang dikenal sebagai piramida berundak Djoser.

Pembangunan piramida tidak dilakukan lagi setelah ujung Kerajaan Tengah. Para raja Mesir selanjutnya menunjukkan kekuatan mereka dengan membangun kuil, yang mereka tunjukan dengan pahatan dan ukiran monumental. Hal lain yang menarik di Mesir adalah mumi (mayat yang diawetkan). Ketika raja meninggal, badannya dimumikan. Segala organ tubuh bagian dalam dikeluarkan termasuk otak (kecuali hati). Sesudah itu bahan-bahan kimia alami digunakan untuk mengawetkan tubuh kosong firaun. Proses pengawetan memerlukan waktu 70 hari. Tubuh dibungkus dengan kain-kain yang berisi jimat sebagai benda kramat yang dapat menghindari segala peristiwa buruk.Sesudah diupacarai oleh para pendeta Mesir, mumi ditempatkan dalam satu peti mayat yang biasanya berisi ukiran emas dan permata. Ini memastikan bahwa badan raja yang utuh berlanjut sebagai sebuah rumah untuk jiwanya. Mayat raja dengan khidmat dikebumikan di kamar penguburan, tepat di pusat piramida. Dinding bagian dalam piramida telah diukir dengan teks suci dan mantra, dan kamar telah dilengkapi dengan harta yang mewah untuk digunakan oleh raja di alam baka (gerobak-perang, makanan, minuman,emas, permata, pakaian, dan  sering juga beberapa pembantu). Setelah pemakaman raja, jalan lintasan pintu masuk ke kamar disegel dengan batu untuk melindunginya dari perampok. Pada masa ini, Mesir sudah mengenal kepercayaan yaitu “ada kehidupan setelah mati”. Kepercayaan ini dapat diteliti berkat peninggalan berbentuk batu-batu dan lukisan di dinding piramida yang berisi huruf hieroglif. Ternyata mereka percaya pada istilah surga sebagai wilayah yang mirip dengan keadaan tepi sungai Nil, disebut “Ladang-ladang ber-Papirus (Fields of Reeds)”, yang segala tanaman tumbuh berlimpah. Dewa Osiris menjaga pintu masuk surga dan hanya mengizinkan masuk roh-roh yang sepanjang hidupnya berkelakuan baik. Sebelum roh-roh mendapat izin masuk surga mereka harus melewati perjalanan dan siksaan yang dahsyat di neraka. Untuk memungkinkan perjalanan ini dapat dilewati dengan baik, banyak upacara dan mantra-mantra harus dikumandangkan. Masyarakat Mesir menyembah banyak dewa-dewi (politeisme). Dewa-dewi Mesir kebanyakan merupakan manifestasi dari alam.

Sabtu, 26 Maret 2016

Peradaban Mesopotamia




Mesopotamia memiliki arti “diantara sungai-sungai” yakni sungai Eufrat dan Sungai Tigris.Peradaban pertama di dunia berkembang di Mesopotamia sekitar tahun 5000 SM. Selama 2000 tahun di situlah negara-negara yang paling berkuasa dan maju muncul. Mesopotamia memengaruhi negara-negaratetangga di seluruh Timur Tengah (Mesir dan Indus), tetapi sekitar tahun 500 SM, pada permulaaan zaman Romawi, kekuatan Mesopotamia mulai melemah dan runtuh total. Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris, di daerah yang kini menjadi Republik Irak. Mesopotamia, dalam bahasa Yunani berarti “daerah di antara sungai-sungai”. Aliran Sungai Eufrat dan Tigris berasal dari pegunungan utara Irak. Daerah di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya melengkung seperti bulan sabit sehingga sejarawan Amerika Serikat yaitu Breasted menyebut Mesopotamia“The Fertile Crescent Moon” yang artinya “Bulan Sabit Subur ”, SejarawanYunani Kuno yang bernama Heredotus menyebut Mesopotamia sebagai “Tanah surga yang cantik jelita”. Dampaknya dari kondisi geografis sedemikian rupa itu adalah menjadikan wilayah Mesopotamia sebagai wilayah yang subur dan mendukung bagi lahirnya peradaban. Ada beberapa suku yang menempati daerah subur Mesopotamia. Suku Ubaid merupakan suku pertama yang tinggal di Mesopotamia. Suku ini bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian dilakukan di daerah yang subur. Mereka menanam biji-bijian dengan memanfaatkan air sungai untuk irigasi.  Suku Sumeria merupakan suku yang ada setelah suku Ubaid punah. Suku ini bermata pencaharian sebagai petani, melanjutkan pertanian yang dilakukan suku Ubaid. Karena letaknya di dataran yang luas tanpa pertahanan alam yang memadai, maka Mesopotamia menjadi sasaran perebutan bagi bangsa-bangsa di sekitarnya untuk dapat mendiaminya. Sumeria berkuasa pada tahun 3000 – 2340 SM. Pada masa tersebut kelompok-kelompok besar penduduk desa mengubah cara hidup dan membangun kota-kota bertembok lumpur tanah liat. Kota-kota Sumeria banyak dibangun di antara kedua aliran sungai di Mesopotamia bagian Selatan karena merupakan daerah delta yang paling subur. Mula-mula daerah timur dan barat sungai berupa rawa-rawa. Setelah dikeringkan daerah tersebut menjadi pemukiman yang dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota-kota tertua bermunculan.

A.    Kota-kota yang Dibangun

Tiap kota merupakan sebuah negara disebut dengan negara kota  yang dipimpin oleh seorang raja, yang saling mendesak untuk berkuasa (Ur, Uruk, Nippur, Adab, Lagas, Kish). Jumlah populasi kota-kota tesebut lebih dari 10.000 penghuni. Kebanyakan penduduk bertani di luar kota dan hasil panen didistribusikan kepada penduduk-penduduk yang tidak bekerja sebagai petani yaitu pande,kontraktor, tukang kayu, pedagang, prajurit dan pendeta. Karena uang belum tersedia jadi pasar-pasar belum dibutuhkan. Tiap penduduk menerima makanan, pakaian dan barang lainnya sebagai gaji pekerjaan atau dengan cara melakukan barter.Hanya beberapa penduduk kaya yang memiliki rumah/istana yang luas, mayoritas penduduk memiliki pondok yang sangat sederhana tanpa sanitasi dan tanpa persediaan air minum.Selain mengembangkan kehidupannya dengan pertanian, suku Sumeria juga terampil membuat alat-alat tembikar. Perdagangan diawasi oleh para penguasa yang juga memandori proyek-proyek irigasi, penggalian kali, pembangunan bendungan dan waduk. Proyek-proyek tersebut sangat diperlukan agar hasil pertanian melimpah dan perumahan aman dari bencana banjir. Proyek-proyek tersebut dikerjakan oleh penduduk dengan kerja paksa.


     B.   Tulisan pada Peradaban Mesopotamia

Sekitar tahun 3400 SM ditemukan tulisan sederhana untuk menyimpan data-data  perdagangan. Tulisan itu disebut huruf paku (cuneiform). Huruf-huruf itu ditulis di atas papan tanah liat yang digores menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Sejak tahun 3000 SM huruf paku sudah digunakan untuk mencatat peristiwa-peristiwa sejarah, hasil panen, kepemilikan harta benda serta urusan perdagangan. Tulisan paku terus menerus berkembang dan menjadi lebih rumit. Ribuan obyek peningalan tulisan di atas papan tanah liat tersebut digali oleh para arkeolog kemudian diteliti supaya bisa dibaca. Tulisan-tulisan tersebut memberi peluang kepada kita untuk memahami banyak hal tentang kehidupan dan budaya pada masa lampau di Mesopotamia yang meliputi, karangan sastra, karangan ritual dan agama, serta  laporan sejarah.


      C.    Kepercayaan


Suku Sumeria memiliki kepercayaan animisme yang bersifat politeisme. Mereka menyembah banyak dewa. Salah satu dewa utama mereka adalah Marduk. Selain itu, ada dewa-dewa lain yang menguasai alam. Dewa-Dewi memiliki kekuasaan masing-masing terhadap satu unsur alam: hujan, petir, banjir, sungai, awan, ladang, kayu, bulan dan matahari. Dewa-dewa yang mereka sembah yakni Enlil (Dewa bumi), Ea (Dewa air), Anu (Dewa langit), Sin (Dewa bulan), Samas (Dewa matahari), Ereskigal (Dewa kematian), Ra (Dewa seni).


      D.  Epik

Cerita epik terkenal di Mesopotamia adalah Gilgamesh. Cerita epik ini
menceritakan tentang seorang raja bernama Gilgamesh dari kota Uruk,
yang dianggap manusia setengah dewa. Bagi beberapa sejarawan Gilgamesh
merupakan tokoh bersejarah dan benar-benar nyata, pembangun dinasti di
kota Uruk. Sejarah zaman dulu sangat sulit dibedakan antara cerita dan fakta.
Gilgamesh adalah raja adil tetapi keras dan tegas. Ia suka berperang
menjajah banyak suku di daerah sekitar Mesopotamia dan pembangun
arsitektur. Dia menjadi raja setelah dunia dilanda banjir yang sangat dahsyat.
Dewa, bernama Anu, sangat membenci Gilgamesh dan menciptakan seorang
lelaki yang dibesarkan oleh binatang buas, namanya Enkidu. Tujuan dewa
Anu adalah membunuh raja Gilgamesh. Setelah Enkidu tiba di kota Uruk, terjadilah satu pertempuran yang dahsyat antara Enkidu dan Gilgamesh. Gilgamesh menang tetapi tidak membunuh lawannya, tetapi merangkulnya. Enkidu menjadi temannya seumur hidup.Mereka berperang bersama dan menentang tuntutan para dewa, terutama Dewi Ishtar yang ingin menikah dengan Gilgamesh. Akibat hal tersebut,Enkidu dihukum mati oleh para dewa dan Gilgamesh berkabung.
Cerita Gilgamesh sudah beredar secara lisan kira-kira sejak tahun 3000
SM dan ditemukan tulisannya tertanggal 650 SM dalam bentuk tanah liat.
Epik Gilgamesh memberikan kita banyak informasi tentang budaya, perang
dan kepercayaan dewa-dewi di Mesopotamia. Dalam Epik Gilgamesh, dikatakan bahwa Gilgamesh telah memerintahkan pembangunan tembok-tembok legendaris di Uruk. Sebuah versi lain menyatakan bahwa menjelang akhir cerita, Gilgamesh berbual kepada Urshanabi sang juru mudi bahwa dinding kota itu dibangun oleh tujuh orang bijak. Dalam catatan sejarah, Sargon Agung mengklaim bahwa ia telah menghancurkan dinding-dinding ini untuk membuktikan kekuatan militernya. Para ahli percaya bahwa Epik Gilgamesh kemungkinan berkaitan dengan cerita Alkitab tentang air bah yang disebutkan dalam Kitab Kejadian. Kepercayaan suku Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia.