Translate

Sabtu, 26 Maret 2016

SEJARAH KEKAISARAN JEPANG DAN DINAMIKA PEMERINTAHANNYA


Pendahuluan

Jepang merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Timur, berdekatan langsungdengan Samudera Pasifik dan bertetangga dengan Korea, China, dan Rusia. Negara inimerupakan negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau, pulau-pulau utamanya yaitu Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Pulau Honshu merupakan pulau terbesar diantarapulau-pulau lainnya dan menjadi pulau terpadat diantara pulau-pulau lainnya di Jepang.
Dipulau Honshu ini terdapat ibu kota Jepang yang terletak di Tokyo atau sering juga disebutdengan Tokyo Raya, sebuah prefektur yang merupakan daerah terpadat dari negara ini. Tokyo menjadi daerah yang penting di Jepang, karena merupakan daerah metropolitanterbesar di dunia berdasarkan kepadatannya.
Tokyo juga merupakan prefektur dimanaterdapat distrik Chiyoda, yaitu kota dimana terdapat istana kekaisaran Jepang. Tokyo adalahpusat politik, ekonomi, budaya dan akademis di Jepang serta tempat tinggal kaisar Jepangdan kursi pemerintahan negara, dan sekaligus merupakan pusat bisnis dan finansial utamauntuk seluruh Asia Timur.Negara Jepang ini adalah negara dengan bentuk pemerintahan Monarki Konstitusional, dengan seorang kaisar sebagai kepala negara. Sedangkan kepalapemerintahan tertinggi dipegang oleh Perdana Menteri dan anggota Parlemen. Jadi, kaisarhanyalah sebagai simbol kepala negara seremonial. Kedudukan Kaisar Jepang diaturdalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat.”
Berdasarkan mitologi tradisional Jepang, negara ini didirikan oleh Kaisar Jimmupada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu inilah yang memulai monarki di Jepang dan masihberlangsung hingga masa sekarang. Menurut Nihon Shoki dan Kojiki, yaitu buku sejarah Jepang yang berasal dari zaman Nara dan Wado, kaisar pertama yang bernama Jimmu inilah yang memerintahkan suatu ekspedisi dari Kyushu ke arah timur. Demikian pula dengan Jimmu, “kaisar pertama yang legendaris”, melakukan penghormatan ke timur dan kepada Dewi Matahari dengan mengawali ekspedisinya dari Hyuga (artinya: menghadap kematahari) di Kyushu bagian timur.
Masyarakat Jepang percaya bahwa kaisar adalah keturunan langsung dari dewa, maka kaisar Jimmu dianggap sebagai keturunan dari Dewa Matahari atau Amateras.
Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, kebanyakan kekuatan sebenarnya berada ditangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, ditangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.


    Latar Belakang

Dalam makalah ini membahas tentang kekaisaran Jepang, maka tentunya yang akan dibahas adalah sistem pemerintahan negara Jepang. Dan bentuk pemerintahan negara iniadalah sistem monarki konstitusional, dimana kaisar sebagai kepala negara dan juga simbolseremonial. Monarki, berasal dari bahasa Yunani yaitu “monos” yang berarti satu, dan “archein” yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin olehseorang penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia.
Namun pemerintahan Jepang sekarang ini tidak sepenuhnya dipegang oleh kaisar, karena kaisar hanya sebagai kepala negara, bukan kepala pemerintahan. Maka bentuk pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional.Selain itu, Kekaisaran Jepang juga dipengaruhi oleh sistem pemerintahanfundamentalisme keagaamaan. Fundamentalisme keagamaan adalah paham politik yangmenjadikan agama sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. Paham ini menjadikan agamasebagai basis ideologinya.
Dapat kita lihat bahwa pada masa lampau, Jepang menganggap Kaisar Jimmu sebagai keturunan langsung dari Amaterasu. Dan selama beberapa abad Jepangmenganggap kaisar mereka adalah dewa. Maka dari itu dilihat disini bahwa Jepang jugamenganut sistem pemerintahan fundamentalisme keagamaan.


      Pembahasan

                 Sejarah dan perkembangan Kekaisaran Jepang dibagi kedalam 3 tiga babak, yaitu zamanprasejarah, zaman monarki, dan zaman feodal. Berikut adalah pembahasan dari masing-masing zaman.


I.                    Kekaisaran Jepang Zaman Prasejarah
                 Sistem hukum Jepang saat periode kuno dicirikan dengan hubungannya yang sangaterat dengan agama. Bagian pertama dalam periode ini, yaitu dimulai dari abad ke-2 atau ke-3sebelum Masehi sampai kira-kira abad kedua Masehi yang bertepatan waktunya dengan era tumbuh suburnya kebudayaan Yayoi.
                 Terlihat bahwa agama primitif menguasai seluruh segi kemasyarakatan selama era ini. Era pertengahan periode kuno, antara abad ke-3dan ke-4, penguasa keagamaan merupakan dasar kekuasaan politik yang digunakan parakaisar dalam menyatukan berbagai kelompok kekeluargaan yang otonomi. Pada akhir bagianperiode kuno yaitu antara abad ke-5 dan ke-6, secara perlahan-lahan agama mulai kehilangankekuasaannya dalam politik dan masyarakat, yang kemudian digantikan oleh penguasasekular (duniawi) yang menjadi dasar kekuasaan politik.
                 Menurut Nihon Shoki dan Kojiki, yang disusun dalam abad ke-8, kaisar pertamabernama Jimmu yang mengirimkan suatu ekspedisi dari Kyushu ke arah timur. Jimmu,“kaisar pertama” yang legendaris kata orang, melakukan penghormatan ke timur dan kepada Dewi Matahari dengan mengawali ekspedisinya dari Hyuga (artinya: menghadap kematahari) di Kyushu bagian timur. Tidak diragukan lagi, bahwa ekspedisi tersebut memang pernah terjadi, namun bukandipimpin oleh Jimmu, melainkan oleh Sujin. Sebenarnya Sujin adalah kaisar Jepang yangpertama, seperti Jimmu, jika kita membaca di dalam kronik-kronik , ia disebut sebagai “kaisar  pertama yang memerintah negara” (hatsukuni-shirasu-sumeramikoto).
 Teori ini dibenarkan oleh dugaan tentang kematian Sujin (318 M) dan ditemukannya sebuah istana di daerahYamato milik Ratu Himiko (dekat Gunung Miwa di daerah propinsi Nara).
                     Bukti lainnya, bahwa Sujin mengirimkan sebuah ekspedisi ke arah timur dari Kyushusebelah utara dapat disimpulkan dari kenyataan bahwa ekspedisi-ekspedisi bersenjata keKyushu sebelah utara yang dipimpin oleh kaisar ke-12 dan ke-14 (Keiko dan Chuai) samasekali mengabaikan (tidak menjamah) bagian utara pulau itu. Karena bagian utara telahdikuasai oleh Sujin sebelum ia berangkat menuju ke timur, maka perhatian kedua kaisar yangberkuasa dapat dipusatkan khusus pada sebelah tenggara pulau itu.
                     Berikutnya para Kumaso dari Kyushu bagian selatan diserang dengan ekspedisi-ekspedisi kaisar ke-12, yaitu Kaisar Keiko, tetapi dengan gigih mereka menentang pasukan-pasukan kekaisaran. Serangan lain dilakukan oleh kaisar ke-14, yaitu Chuai, tetapi pasukanitu dibelokkan untuk menyerang Korea bagian Selatan dari Kyushu bagian utara sesuaidengan sabda dari dewa yang diteruskan kepada istri Chuai, yaitu Kaisar wanita Jingu Kogo.
                     Menurut kronik tercatat bahwa kaisar wanita tersebutlah yang memimpin bala tentara yangmenyerbu itu, kemudian timbulah keraguan mengenai hal tersebut, apakah ia betul-betulmanusia atau hanyalah legenda. Tetapi yang pasti, bahwa Jepang memang menyerbu keKorea dalam beberapa peristiwa sekitar tahun 400 Masehi. Kenyataan itu tersusun padasebuah prasasti di sebuah monumen untuk mengenang Kerajaan Koguryo (kerajaan kuno diKorea), dan monumen tersebut masih tegak berdiri di Manchuria sebelah selatan.

II. Kekaisaran Jepang Zaman Monarki.

A.      Periode Yamato (250-552 M)
Periode Yamato atau sering juga disebut sebagai Periode Kofun, sudah ada sekitarabad ke-3 atau ke-4 dan berada di daerah Yamato (sekarang: Propinsi Nara). Menurutlegenda, Yamato diperintah oleh seorang kaisar keturunan Dewi Matahari (Ninigi no Mikoto).
            Cicitnya yang bernama Iwarehiko no Mikoto maju dari Kyushu ke arah timur dan mendirikankerajaan di Yamato. Pemerintahan ini bergerak menuju Semenanjung Korea dan mengirimkan utusan resmi ke Cina. Pada abad ke-5 kekuasaannya pun semakin meluas sehingga akhirnya berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jepang.
            Mulai abad ke-5 dan ke-6, pemerintahan Yamato menyusun sistem politik pusat, sertamendirikan negara yang disebut Yamato, dengan penguasanya disebut Okami(raja agung) ,dan kemudian disebut Tenno (kaisar). Kubur kuno (kofun) penguasa pada masa itu banyak tertinggal dimana-mana, dan kuburan kuno terbesar di Jepang terdapat di kota Sakai (sekarang: Osaka) yang berasal dari abad ke-5. Kuburan ini merupakan kuburan dari Kaisar Nintoku (Nintokuryokofun), kaisar ke-16 dari Kekaisaran Jepang.Pada abad ke-5 sampai ke-6, banyak orang yang menyeberang dari SemenanjungKorea dan Cina yang kemudian menetap di Jepang. Pada masa itu pula, masuklah ajarankonfusianisme beserta bukunya, ajaran Budha beserta kitab suci dan patungnya dari Cina danKorea ke Jepang.
Semua itu menjadi dasar pengetahuan, pikiran, ajaran agama, dan seniorang Jepang. Posisi kaisar yang berperan sebagai pemegang kekuasaan digantikan oleh klan Soga pada tahun 593. Pada masa ini pemerintahan dibagi berdasarkan klan (Shisei Seido) ,dan kaisar hanya dijadikan sebagai simbol negara.Kemudian Pangeran Shotoku Taishi berhasil menekan klan Soga. Pada saat itulah pewaris tahta yang bernama Nakanooeno Oji (Pangeran Nakanooe) yang kemudian dikenal dengan Kaisar Tenji dan Nakatomino Kamatori yang dikenal sebagai Fujiwarano Kamatari, telah berhasil menjatuhkan klan Soga pada tahun Taika (645), dan memulai pemerintahan baru. Peristiwa ini disebut Pembaharuan Taika. Taika adalah nama tahun yang untuk pertamakalinya ditetapkan di Jepang. Pembaharuan Taika, mencontoh sistem yang dipakai Cina(dinasti Sung), yaitu menghapus sistem Gozoku dan membentuk sistem pemerintahan yang berpusat pada Tenno (Kaisar) yang disebut Kochi-Komin

B.      Periode Asuka Hakuho (552-710)

                 Zaman ini disebut dengan Zaman Asuka Hakuho karena merupakan zaman perkembangan paham Konfussianisme di Jepang. Pada zaman ini pula terjadi pembangunanbesar-besaran kuil Budha (645-710) yang berpusat di daerah Ikaruga dan Asuka. Pada zamanini Budha dijadikan sebagai agama nasional di Jepang.
                 Disebabkan kekaguman dan ketertarikan Pangeran Shotoku terhadap Dinasti Sui diCina, maka beliau memerintahkan untuk membangun kuil-kuil dan patung-patung Budha diHooryuji dan Chuguji di Nara, Koryuji di Kyoto, Hokoji di Asuka dan Shitennoji di Osaka.

C.      Periode Nara (710-794 M)

                 Dengan meniru ibukota dari dinasti Tang di Cina yang bernama Choan, istanamembuat ibukota yang megah yang disebut Heijyo di Nara, pada tahun 710M. Ibukota Naradibagi secara vertikal dan horizontal dengan jalan yang besar. Disinilah berdiri istana besar,rumah kaum bangsawan, dan kuil yang besar.
                  Zaman Nara berlangsung selama 70 tahun. Dizaman ini, dilaksanakan pemerintahan oleh Kaisar berdasarkan Undang-undang Taiho (Taiho Ritsuryo) yang disebut pemerintahan Ritsuryo (Ritsuryoseiji) dengan berkembangya ibukota. Pada masa ini, keadaan kaum bangsawan dapat menikmati kehidupan denganmenyenangkan, berbeda dengan kaum petani.
                 Masyarakat menggunakan sistem barter sehari-harinya, kemudian para petani mendapatkan perlakuan tidak layak, miskin, dan menderitasaat itu, karena adanya penetapan pajak yang tinggi, adanya wajib militer, dan kerja paksayang sangat berat. Orang-orang yang melarikan diri setelah membuang tanahnya, yangberasal dari kalangan petani pun bertambah. Karena adanya kondisi seperti itu, istanakemudian menetapkan peraturan tentang pemberian tanah kepada orang yang membukalahhan tersebut, disebut dengan kondeneinenshizaiho.
                 Setelah peraturan tersebut ditetapkan,banyak terjadi persaingan antara kaum bangsawan, kuil, dan keluarga yang berkuasa untuk membuka lahan dengan skala besar, hal ini kemudian menyebabkan makin bertambahnyatanah milik pribadi.Tanah pribadi yang dimiliki dengan cara sepeerti itu, setelah makin lama makinmeluas, tanah pribadi ini kemudian disebut shoen, sistem kochi-komin yang menjadi dasar dari pemerintahan Ritsuryo pun runtuh.
                 Akibatnya, pemerintah istana pun menjadi kacau,bangsawan dan pendeta mempunyai tanah yang luas menjadi berjasa di pemerintahan.Pada pertengahan zaman ini, pertanian terus memburuk, banyak orang yangmeninggal karena wabah penyakit, dan terjadi pertentangan antara kaum pendeta dan kaumbangsawan. Kaisar Shomu yang beragama Budha, memohon kepada kekuatan Budha untuk melindungi negara serta menenangkan rakyat yang sedang resah. Untuk itulah kaisar membangun Todaiji (Kuil Todaiji) dan sebagai patung utamanya ia membuat patung besar Budha dari perunggu berlapis emas yang tingginya mencapai 16 meter di dalam kuil tersebut.
                 Sejak abad ke-7 sampai dengan ke-9, istana juga telah belasan kali mengirimkanutusan resminya, untuk menyerap serta memasukan kebudayaan yang telah maju dari dinastiTang. Kebudayaan pada zaman Nara sangatlah dipengaruhi oleh kebudayaan dinasti Tang(Cina) dan berhubungan erat dengan agama Budha. Kebudayaan zaman itu disebut juga dengan Tenpyo Bunka (Kebudayaan Tenpyo) karena kebudayaan mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Shomu (tahun 729– 749) yang disebut Tenpyonenkan.

D.     Periode Heian (794-1185 M)

            Tahun 794, Kaisar Kanmu memindahkan ibukota ke Heian (Kyoto) untuk membangun kembali pemerintahan Ritsuryo. Ibukota baru ini diberi nama Heiankyo denganharapan agar dunia yang damai dapat berlangsung terus. Masa sejak pemberian nama hingga400 tahun sesudahnya disebut Heian Jidai (zaman Heian). Istana pemerintahan ada di Kyotoselama kira-kira 1100 tahun, yaitu sejak saat itu sampai berakhirnya zaman Edo.
Pada zaman Heian ini tanah pribadi (shoen) semakin bertambah. Terutama Fujiwara-Shi (Keluarga Fujiwara) yang mendapatkan posisi yang menguntungkan berkat pembaharuanTaika, memiliki tanah pribadi yang sagat banyak, dan menjadi kaum penguasa (kizoku) yang paling berkuasa. Fujiwara-Shi menikahkan putrinya dengan Tenno, menjadikan putramahkota dari pernikahan tersebut sebagai kaisar, dan menjadikan dirinya sendiri sebagai Sessho (patih atau orang yang berkuasa) pada saat putra mahkota (oji) masih kecil, kemudianmenjalankan pemerintahan sebagai Kanpaku (mangkubumi) pada saat putra mahkota telahdewasa, sistem pemerintahan ini disebut Sesho Kanpaku.
                 Keluarga Fujiwara-Shi mengalamimasa kejayaan pada awal abad ke-11.Memasuki jaman Heian, kaum bangsawan menikmati kebudayaan ala Cina, tetapimemasuki akhir abad ke-9, karena dinasti Tang mulai goyah, atas usul dari Sugawara no Michizane, pengiriman utusan resmi ke Cina pun dihentikan. Karena pengaruh dari daratanCina semakin berkurang, maka munculah kebudayaan baru khas Jepang, Kokufubungaku.

E.      Kaisar Akihito (1989-sekarang)

                 Perang Dunia II telah membawa kehancuran Jepang dan akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Selanjutnya pada tanggal 2September 1945 Piagam penyerahan Jepang dengan resmi ditandatangani oleh wakilpemerintah Jepang dan Sekutu (Jenderal Douglas Mac. Arthur sebagai pimpinan SupremeCommander for the Allied Powers (SCAP). Sejak inilah secara resmi juga dimulailah masapendudukan Jepang oleh Sekutu.
                  Berdasarkan Konstitusi baru yang diumumkan secara resmi pada tanggal 3 November1946 dan mulai berlaku tanggal 3 Mei 1947 dinyatakan bahwa Kaisar bagi masyarakat Jepang adalah Lambang Negara dan Kesatuan rakyat. Di dalam kehidupan sehari-hari, kaisar tidak mempunyai kekuasaan yang ada kaitannya dengan pemerintahan. Menurut Konstitusibaru tugas Kaisar ialah:
1) Melantik Perdana Menteri yang telah ditunjuk (dipilih) oleh DIET (Parlemen Jepang).
2) Melantik Ketua Mahkamah Agung.
3) Mengumumkan Undang-Undang dan perjanjian-perjanjian yang dibuat degan negaralain.
4) Memanggil DIET untuk bersidang dan menganugerahkan penghargaan atas saran danpersetujuan Kabinet. Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal 7 Januari 1989, kemudian digantikan olehputera mahkotanya sebagai kaisar baru yakni Akihito.
                 Dengan demikian terjadi pergantianera, yakni dari era Showa menjadi era Heisei yang berarti era perdamaian. Oleh karena itu tidak heran, apabila 3 jam setelah kaisar Hirohito meninggal, maka diadakan acara kenjitoshokei Nogi yakni “upacara penyerahan tahta suci pada Kaisar baru Akihito, tanggal 7 Januari1989. Sebab 3 harta suci harus diserahkan kepada penggantinya tanpa adanya waktu putus.Dengan demikian sejak 7 Januari 1989, Jepang memasuki masa pemerintahan kaisar Akihitodengan nama era Heisei.
                 Namun pelantikan Kaisar Akihito sebagai kaisar Jepang ke-125 barudilaksanakan pada tanggal 12 November 1990. Dalam acara penobatan kaisar Akihito, hadir37 Presiden, 11 Perdana Menteri dan 20 Raja dari seluruh dunia.


  Kesimpulan

            Dapat kita lihat dari masa ke masa bahwa peranan kaisar dalam pemerintahan diJepang terus berubah-ubah, sesuai dengan kekuasaan yang sedang berkuasa pada masing-masing zaman tersebut. Peranan kaisar yang awal mulanya adalah sebagai kepalapemerintahan dapat digeser oleh suatu klan dan dirubah kedaulatannya oleh klan tersebutsehingga kaisar atau Tenno hanya sebagai simbol saja.Bahkan pada masa lampau kaisar sempat diagung-agungkan dan dikatakan sebagaiketurunan langsung dari Dewa Matahari atau Amaterasu, yang memang merupakan dewa darikepercayaan Jepang kuno.
            Hal ini terjadi dikarenakan adanya kepercayaan kuno yang saat itudianut oleh masyarakat Jepang, dimana sebenarnya kemungkinan besar pemuka darikepercayaan tersebut atau bangsawan yang berkuasa pada zaman itulah yang mengungkapkanhal ini.
            Namun seiring berjalannya waktu, kaisar tidak lagi dianggap sebagai keturunan Dewa, bahkan sekarang ini kaisar hanya merupakan simbol negara saja. Padahal awalnya kaisar diagung-agungkan dan dijadikan sebagai kepala pemerintahan kerajaan, namunsekarang seperti yang tertlis dalam Konstitusi tugas kaisar hanyalah untuk melantik Perdana Menteri dan Mahkamah Agung, serta mengumumkan Undang-undang dan Perjanjian-perjanjian baru yang dilakukan Jepang dengan negara lain.Terjadi pula pergeseran sistem pemerintahan yang tadinya berupa fundamentalisme keagamaan dan monarki menjadi monarki konstitusional yang utuh.
            Fundamentalisme keagamaan inilah yang tadinya menjadi dasar bagaimana masyarakat Jepang dulunya berpendapat bahwa kaisar mereka adalah keturunan dari Dewa. Karena kentalnya budayakepercayaan mereka sehingga dapat muncul sistem seperti ini. Namun sekarang sistem itusudah bergeser menjadi sistem monarki konstitusional, dimana kepala pemerintahan dipegangoleh Perdana Menteri, dan Tenno hanyalah sebagai kepala negara dan simbol negara atau seremonial.


Daftar Pustaka

Beasley, W.G., 2003.Pengalaman Jepang, Sejarah Singkat Jepang. Jakarta: YayasanObor Indonesia.
Suradjaja, I Ketut. 1984. Pergerakan Demokrasi Jepang. PT. Karya Uni Press.
PW, Martinah. 1973. Sejarah Jepang, Ringkasan dari The History of Japan. karyaK.S. Latourette. FKIS-IKIP Yogyakarta.
Facts and Figures of Japan 2007 01: Land ".Foreign Press Center Japan.
http://www.facts-about-japan.com/ancient-japan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar